Jumat, 14 Oktober 2016

Tulisan Pertama di 2016

Assalamu'alaikum sahabat blogger..
Sampai lupa, kapan terakhir kali berkunjung dan menulis di blog ini karena sudah terlalu lama tidak ditengok..:D
Mohon maaf buat teman-teman dan sahabat blogger yang sudah berkunjung dan meninggalkan komen dan baru sempat saya balas..terutama teman-teman yang menanyakan mengenai operasi skoliosis.
Memang banyak sekali kesibukan yang saya jalani selama 2015 kemarin hingga 2016 ini. Menyelesaikan studi S2 biokimia di ITB 2014-2016, menikah di bulan September 2015, melakukan penelitian dan menulis tesis sambil menikmati masa-masa hamil muda, sidang tesis saat usia kehamilan 6 bulan, dan sekarang kembali bekerja di kantor Poltekkes Denpasar sambil menunggu masa cuti melahirkan. InsyaAllah my baby yang sudah ikut wara-wiri ini akan lahir ke dunia bulan November 2016, tidak sabar untuk melihatnya..sehat-sehat selalu ya my baby..

Sabtu, 25 Juli 2015

Pasca Operasi Skoliosis

Assalamu'alaikum sahabat blogger dan sahabat skolioser..

Kali ini aku akan menuliskan pengalamanku pasca operasi skoliosis, karena banyaknya pertanyaan yang masuk di komen tulisanku mengenai operasi skoliosis maupun pertanyaan via email. Jadi ini semacam part 2 dari tulisanku sebelumnya yang berjudul Pulang ke Malang demi Operasi Skoliosis.


Rasanya tidak banyak yang bisa diceritakan pasca operasi skoliosis. Sudah aku ceritakan sebelumnya bahwa aku pulang ke rumah dari RS seminggu pasca operasi. Seminggu pertama di rumah, aku masih butuh bantuan orang lain untuk bisa bangun dari tempat tidur. Mandi dan kegiatan lain di toilet masih aku lakukan dengan duduk. Belum ada kegiatan berat yang bisa aku lakukan, hanya latihan-latihan ringan seperti yang telah diajarkan fisioterapis saat di RS. Dua bulan lamanya aku berada di rumah sebelum kembali ke kantor. Selama dua bulan tersebut, aku sudah jalan-jalan jauh, main ke book fair, main ke kampus, dibonceng sepeda motor dan naik turun tangga. Satu yang masih belum berani aku lakukan adalah sholat secara normal, sampai 3 bulan pasca op aku masih sholat dengan duduk. 

Pertengahan Agustus, berarti dua setengah bulan pasca op, aku sudah kembali ke kantor. Kembali ke kantor berarti aku harus kembali hidup mandiri di tengah kota Denpasar, harus sudah bisa melakukan semuanya sendiri, makanya baru berani setelah 2,5 bulan. Alhamdulillah Bu Kajur Analis, para dosen dan teman-teman pegawai serta para mahasiswa memberi dukungan yang sangat berarti selama aku baru kembali ke kantor. Aku diberi kamar khusus di asrama mahasiswa agar tidak perlu naik motor saat pulang pergi kantor. Namun aku hanya berada di asrama selama kurang lebih 4 bulan karena setelah 6 bulan aku sudah bisa dan berani mengendarai motor sendiri. 

Mungkin hanya itu yang bisa aku ceritakan, tidak ada hal-hal khusus yang menyulitkan aktivitas pasca operasi skoliosis. Banyak sekali para orang tua ataupun penyandang skoliosis yang takut mengenai keseharian pasca op nanti. Memang setiap individu pasien skoliosis memiliki kasus yang berbeda dan memerlukan penanganan yang berbeda pula. Namun aku sebagai penderita yang mengalami sendiri pengalaman skoliosis dan operasi skoliosis, ya demikianlah yang aku alami. Alhamdulillah semua berjalan lancar dan tanpa kendala. Mungkin 3 bulan pertama pasca op saja yang masih harus berhati-hati dalam beraktivitas, tidak terlalu memaksakan diri bila memang tidak mampu. Setelah 3 bulan pertama, sudah bisa sholat secara sempurna. Setelah 6 bulan, sudah mengendarai motor sendiri, setelah sebelumnya hanya berani dibonceng. Agar lebih yakin, teman-teman bisa menanyakan secara detail apa yang menjadi uneg-uneg dan kekhawatiran ke dokter spine yang menangani kalian. 

Ok, sekarang mengenai biaya operasi skoliosis. Mengenai biaya, sebenarnya hal ini susah dijelaskan secara global. Karena banyak faktor yang membedakan biaya masing-masing pasien, seperti pemilihan RS, pemilihan kamar, dan kondisi pasien, itu yang aku tau, mungkin ada yang bisa menambahkan? Jadi aku hanya bisa menjawab biaya pada saat operasiku kemarin saja. Tahun 2013 di RSSA Malang, biayanya sekitar 75 juta rupiah, saat itu aku menggunakan fasilitas askes, jadi biaya yang aku keluarkan sekitar 50 juta rupiah. Rinciannya bagaimana aku sudah lupa, ya sekitar segitulah biaya yang mesti disiapkan pada tahun itu. Namun semuanya tidak bisa digeneralisir, karena seperti yang saya bilang tadi, banyak hal yang mempengaruhi. Makanya ada pula yang menghabiskan biaya hingga 100 juta lebih, ada pula yang dibawah 50 juta. Semuanya bisa dikonsultasikan dengan dokter dan pihak RS sebelum teman-teman mantap melakukan operasi.

Bagaimana dengan BPJS? Untuk masalah ini aku juga kurang paham, yang aku tau memang sudah banyak teman-teman yang menggunakan fasilitas ini di RSCM dengan tagihan 0 rupiah. Namun karena memang tanpa biaya, pastinya teman-teman harus lebih bersabar dalam mengurus segala prosedur dan antrian yang tidak sedikit. Mengenai prosedurnya bagaimana, aku tidak bisa menjawab karena tidak mengalami sendiri. Banyak teman-temanku yang sudah berhasil menjalani operasi skoliosis dengan fasilitas BPJS ini yang bisa dijadikan referensi. Semoga nantinya mereka juga bisa menuliskan pengalamannya.

Sekian dulu ya tulisan ini, semoga bisa menjawab segala uneg-uneg dan keragu-raguan teman-teman semua. Mohon maaf apabila ada kekurangan dan hal yang kurang pas di tulisan ini. Mohon saran, masukan dan tambahannya juga ya..

Minggu, 25 Januari 2015

Kawah Putih, Ciwidey

Tanggal 19 Januari 2015, perkuliahan semester genap sudah akan dimulai. Jadi, sebelum mulai bersibuk-sibuk ria di perkuliahan dan penelitian, jalan-jalan dulu, jalan-jalan lagi dan lagi. Seminggu sebelum kuliah dimulai, aku sudah balik ke Bandung untuk mengurus beberapa administrasi terkait pembayaran BPP.
Jadilah hari Rabu, 14 Januari kemarin, kami (aku, Dira, Demi dan Yudi) menyempatkan diri rihlah ke kawah putih, Ciwidey. Perjalanan ke sini dari kota Bandung menempuh waktu sekitar 1,5 jam. Pemandangan kanan kiri jalan mendekati daerah Ciwidey kebanyakan adalah penginapan-penginapan dan kebun-kebun strawberry. Untuk menuju kawah putih, dari parkiran bawah, kami naik ke kawasan kawah menggunakan angkot yang telah disediakan pihak tempat wisata dengan harga tiket 33ribu per orang, sudah termasuk tiket masuk dan angkutan menuju kawah pergi pulang. Baru saja memasuki kawasan Ciwidey, hawa dingin sudah sangat terasa, jadi kalau kesini wajib bawa jaket.
Angkutan menuju puncak kawah putih, baru akan berangkat bila penumpangnya sudah pas 12 orang, jadi kami menunggu selama beberapa menit sebelum angkot berjalan. Kira-kira 10 menit menempuh perjalanan yang menanjak, sampailah kami di kawah putih, kabut sangat tebal dan hawa sangat dingiiiinn...bau belerang mulai menusuk hidung.
Di pintu masuk menuju kawah, ada penjual masker (untuk yang tidak tahan dengan bau belerang), penjual belerang yang dibungkus plastik kecil-kecil, ada jasa peminjaman jaket (eh, entahlah itu dipinjamkan atau dijual), ada pula jasa foto langsung jadi. Masuk sedikit demi sedikit menuju kawah, kami disuguhi pemandangan indah yang berkabut tebal dan dingin. Kami disambut pula oleh seorang pemain kecapi di saung kecapi. Langsung saja check this out pemandangan-pemandangan kawah putih yang sangat indah.

Suguhan di pintu masuk kawah putih

Keterangan mengenai kawah putih yang dipajang setelah pintu masuk

Beberapa view kawah putih

View diambil saat kabut

atas: berkabut dan dingiiinn
bawah: ketika kabut tiba-tiba menghilang, dan udara menjadi hangat,
sehingga kita bisa melepas jaket merasakan hangatnya matahari

View ketika cuaca cerah setelah kabut menghilang

Kira-kira 3 jam kami mengitari kawasan kawah putih, menikmati pemandangan dan berfoto-foto ria. Setelah puas, kami segera turun, sholat dhuhur dengan berwudhu air yang sedingin es di mushola yang ada di dekat pintu masuk. Kami menunggu beberapa menit lagi untuk menuju ke bawah tempat mobil sewaan kami diparkir, menunggu penumpang angkot berjumlah 12. Ketika turun menggunakan angkot, hujan turun dan jadilah bajuku basah karena aku duduk di pinggir dan angkotnya merupakan angkot terbuka. Sebelum pulang, kami menyempatkan membeli oleh-oleh strawberry dan boneka kaki ukuran jumbo.

Liburan Seru di Kalimantan Selatan

Assalamu'alaikum sahabat blogger...
Kali ini aku mau berbagi pengalaman liburanku selama 2 minggu di Kalimantan Selatan saat liburan semester ganjil kemarin.
Selain bertemu dengan ayah, keluarga, saudara, teman2, melepas rindu setelah setahun lebih tak bersua, tak lupa jalan2 dunk..terimakasih sepupu2ku tercinta yang telah mengajakku eksplor the beauty of Kalsel.
Walaupun sudah sangat sering menginjakkan kaki di bumi Pangeran Antasari ini, namun ada beberapa lokasi yang baru aku kunjungi sekarang, yaitu bukit teletubbies dan labirin. Menurut Mas Ar, sepupuku, memang dua tempat ini baru saja dibuka menjadi tempat wisata.
Banyak sekali cerita seru saat aku berlibur di Kalsel kemaren, mulai dari tinggal di desa Pambantanan, Sungai Tabuk, yang semua aktifitas warganya mengandalkan air sungai, mulai dari MCK hingga transportasi. Terbayang kan bagaimana susahnya aku yang tidak terbiasa MCK di sungai, akhirnya aku mandi di teras samping rumah dengan ditutup kain, syukurnya di samping rumah adalah rumah kosong tanpa penghuni, sebelum mandi tengok dulu kanan kiri atas bawah, lalu mandi dengan secepat kilat. Lalu untuk urusan lain selain mandi terpaksa menahan diri sampe menemukan kamar mandi di desa sebelah, hihi..
O yah, sudah pada tau kan, kalau di Kalsel itu tanahnya adalah rawa-rawa, jadi hampir seluruh rumah penduduk disini adalah rumah panggung dan berbahan utama kayu karena dibangun di atas rawa-rawa. Makanya tadi aku bilang tengok kanan kiri atas bawah, karena bagian bawah ada space antara kayu dan kayu sehingga kita bisa melihat jelas air rawa-rawa di bawah rumah.
Di desa Pembantanan, Sungai Tabuk, selama beberapa hari yang singkat disini, aku sempat ikut acara peringatan Maulid Nabi SAW pas di tanggal 1 Januari 2015. Sempat juga pergi kondangan (kalau bahasa banjarnya, saruan) pengantin, padahal gak kenal sama pengantinnya, malah minta poto bareng jg, hehe, mumpung ketemu pengantin Banjar.
Kehidupan disini sangat seru, benar-benar kembali ke desa rasanya, lepas sudah penatnya kehidupan kota, bermain bersama anak-anak desa, kemana-mana naik jukung atau kelotok, karena memang jauh lebih mudah lewat jalur sungai daripada jalur darat, apalagi di musim hujan seperti sekarang, jalur darat sangat susah dilewati karena becek dan medannya susah. Jukung dan kelotok itu sama-sama perahu kecil, tapi kalo kelotok menggunakan mesin, sementara jukung tidak, murni pake dayung. Semua penduduk disini, baik anak-anak, tua muda, laki-laki, perempuan, mahir menggunakan alat transportasi ini. Sedangkan aku masih suka teriak-teriak kalo naik jukung/kelotok dan menyusuri sungai di desa ini menuju desa lain. Seruuuuuuuuuu...

"Ayo dayung..dayung..dayung terus.."
Ini di daerah desa Pembantanan, Sungai Tabuk

Saat ikut acara peringatan Maulid Nabi,
sssttt...lihat dapat makan potongan atamnya gede banget,
akhirnya ku bawa pulang saking gedenya, hehe..

Ikut saruan, ikut poto-poto sama manten, padahal gak kenal,
mungkin mantennya mikir, ini siapa sih, hihihi...
Semoga sakinah mawaddah warahmah ya pengantin baru..

Waktu menyusuri sungai dengan kelotok, tuh lihat,
 biar di sungai juga ada tanda lalu lintasnya loh...
gak kalah sama lalu lintas darat kan..

Setiap berkunjung ke Kalsel, tak lupa aku selalu berkunjung ke Martapura. Aku menghabiskan masa kecil disini, sekolah sampai kelas 3 SD. Terlalu banyak kenangan manis disini, terkadang membuatku berkaca-kaca bila menyusuri sisi-sisi jalan yang masih begitu kuat menancap di ingatanku. Tentu saja semuanya sudah banyak berubah, sangat banyak malah.
Di Martapura, dengan diantar sepupuku beserta suami dan anak-anaknya, aku berburu batu intan di pasar intan CBS (Cahaya Bumi Selamat), tiap berkunjung kesini, selalu mampir cari batu-batuan dan akesoris, lebih tepatnya mencari titipan teman, hehe...

Hasil berburu batu di Martapura,
 ada blue saphir, ruby, zamrud, kecubung dan black saphir, bagus kan..

Menjelang berakhir liburan, aku diajak mengunjungi tempat wisata bukit Teletubies, taman labirin dan pantai Takisung yang berada di Pelaihari, kabupaten Tanah Laut, Kalsel. Dua pertama merupakan tempat baru yang aku kunjungi, sedangkan pantai Takisung sudah pernah aku kunjungi saat aku kecil dulu, tentunya dalam keadaan yang sudah berbeda. Waaahhh...benar-benar bagus pemandangan di taman labirin dan bukit Teletubies. Letak dua tempat wisata ini tidak terlalu jauh, jadi biasanya pengunjung yang mengunjungi taman labirin langsung melanjutkan ke bukit Teletubies. Sebenarnya bukit Teletubies ini nama aslinya adalah bukit.............(lupa, nanti aku tanyain dulu ke sepupu, hehe) dan karena bentuk dan warnanya yang mirip dengan acara anak-anak Teletubies, makanya jadi lebih populer dengan nama tersebut. Udara disini benar-benar sejuk, menikmati angin berhembus langsung dari atas bukit, benar2 membuat rileks. O ya, disini, dekat dengan labirin dan bukit Teletubies, juga merupakan daerah peternakan ayam.
Siang hari setelah puas menghabiskan waktu di taman labirin dan bukit teletubies, kami mampir dulu ke pondokan mas Ar untuk istirahat, sholat dan makan siang, ikan bakar buatan istri mas Ar dan mertuanya benar-benar maknyus, pengen nambah tapi sudah kenyang, hehe. Sorenya kami meluncur lagi ke pantai Takisung, maunya menikmati sunset, tapi langit tertutup awan, tak apalah, masih bisa menikmati pemandangan disini sambil tak lupa mengabadikan gambar.

Taman Labirin

Bukit Teletubies

Bersama keluarga sepupu,
atas: bukit teletubies
bawah: di depan kandang rusa yang ada di wilayah taman labirin

Searah jarum jam, labirin, kantor bupati kab. Tanah Laut,
pantai Takisung, bukit Teletubies

Pantai Takisung
Sekian dulu ya cerita seru explore the beauty of Kalsel, sebenarnya sangat banyak yang bisa diceritakan, tapi sementara baru bisa bercerita sesingkat ini. Setelah ini aku akan cerita pengalaman seru lainnya, insyaAllah setelah ini blognya akan terus di update, tidak seperti tahun lalu yang hanya ada 3 postingan, uh so sad...
Sampai jumpa di cerita lainnya ya...pantau terus diary of the queen bee.. :)

Menjadi Mahasiswa (lagi) ;)

Assalamu'alaikum semua..
Sudah terlalu lama tidak menulis di blog ini, terakhir bulan Mei 2014 setelah tes penerimaan maba pascasarjana ITB. MasyaAllah..8 bulan berlalu tanpa terasa, eh terasa sih, terasa sekali menjadi mahasiswa pasca ITB, dan sekarang sudah berlalu satu semester, sudah berlalu pula liburan, dan sekarang sudah masuk kuliah lagi semester 2. Semoga semuanya berjalan lancar hingga lulus, mudahkan ya Allah..aamiin...
Tahun kemaren memang sedang hectic2nya aktifitas serasa berlari2, karena mau lanjut sekolah lagi, jadi wara wiri mengurus pendaftaran, tes2 ini itu, dan menyelesaikan segala tanggungan kerjaan kantor karena akan ditinggal sementara lanjut sekolah, beres2 kostan lama di Denpasar, cari kostan baru di Bandung dan sampailah disini, berjuang lagi menjadi mahasiswa, pusing dengan segala tugas2, ujian2, proposal penelitian, jalan2, eh..hehehe..
Enjoy saja lah..jalani semua dengan hati gembira, selalu bersyukur dan be positive.
Ketika kerja, pengen lanjut sekolah, sudah dikasih sekolah, mikir kok enakan kerja ya..
Kalau kerja ya kerja aja di siang hari, malamnya free mau ngapain aja, gak pake mikir, kecuali kalau buat slide untuk ngajar mahasiswa, kadang ada lembur juga sih, tapi gak ada beban.
Kalau kuliah, siang ngampus, pagi siang sore malam mikirin tugas, mikirin proposal, mikirin penelitian, aaaarrrgghhh...tapi nikmatnya bisa liburan lebih panjang kalo libur semester dan yang jelas gak mikir kerjaan..hehe..
Lupakan soal jerawat yang makin merajalela waktu kuliah, lupakan jalan jauh dari kostan ke kampus (kalo ngantor biasa naik motor), lupakan susahnya belajar biokimia (kalo ini iya ku akui susah..hiks,,hiks,,), just enjoy it, tuh buktinya masih sempat jalan2, masih sering shopping2, masih bisa ini, bisa itu, ya kan..(ala Pak Yana, dosen NMR, hehe).

Semangat!!! Hamasah!!!

Selasa, 27 Mei 2014

Kumpul-kumpul MSI Malang

Mumpung lagi berlibur di Malang, ketemuan lagi sama komunitas Masyarakat Skoliosis Indonesia yang ada di Malang. Walaupun banyak yang ga bisa, akhirnya kita kumpul dengan yang bisa2 aja di Malang Town Square. Cerita-cerita, jalan-jalan, seru-seruan sampai foto-fotoan. Itulah agenda kita hari itu. Ada kejadian lucu waktu kita jalan2 di Gramedia, aku melihat remaja laki-laki yang postur tubuhnya dapat dipastikan skoliosis. Trus aku bilang ke Silfi dan Bhela. Mereka semua mengiyakan. Silfi menyuruh aku nyamperin tuh anak dan berkenalan untuk kita ajak gabung ke grup kita sekalian. Tapi berhubung aku ga mau, akhirnya Silfi yang maju. Haha, apa yang terjadi, ternyata Silfi ditolak mentah-mentah. Jadi Silfi main tembak aja tuh anak."Eh, kamu skoliosis ya??" tanya Silfi ke anak itu. Anak itu langsung kaget menjawab, "Bukan". Silfi langsung kabuuuuuuuurrrr....hahaha...Silfi...Silfi...ya terang aja dia jawab kayak gitu, habisnya kamu kayak lagi nembak cowok aja, "eh kamu mau ga jadi pacar aku??", "nggak...." haha..piiss Silfi, mungkin dia masih ga ngeh kalo dia sebenarnya juga skoliosis seperti kita. Wah, padahal kalo memang dia belum ngerti, semestinya tugas kita untuk membuat dia mengerti, tapi apa daya, dia udah menolak duluan sih...hihihihi...:D
Bhela (kerudung modif), Silfi (kerudung hijau tosca), Hanani (kerudung biru), Syifa (kerudung oranye, bukan skoliosis tapi sepupuku), Aku (kerudung bunga2 merah)

Bandung, Akhirnya ke Bandung juga…



Kali ini aku mau bercerita pengalamanku waktu ke Bandung tanggal 16 – 18 Mei kemaren. Mungkin memang bukan sesuatu yang sangat spesial, tapi Bandung adalah kota yang dari dulu sangat ingin aku kunjungi tapi ga kesampaian2 juga, karena memang belum ada kepentingan kesana. Entah karena biar bisa ke Bandung atau karena apa, akhirnya aku mendaftarkan diri sebagai calon mahasiswa S2 ITB, hehe..doakan semoga diterima yah..aamiin…
Walaupun di Bandung Cuma 3 hari 2 malam, tapi banyak sekali pengalaman dan teman2 baru. Semua yang ku temui adalah teman2 baru yang baik dan menyenangkan. Sampai di Bandara Husein Sastranegara, aku dijemput sama Rani, teman satu grup di ODOJ (One Day One Juz) yang juga kuliah di ITB. Trus aku diantar ke Farmasi ITB, menemui Lina yang juga baru aku kenal, malamnya aku mau numpang tidur si kosan Lina, hehe. Bersama Lina aku melihat ruangan tempat aku ujian TPA besok. Trus aku diantar Rani berkeliling ITB, melihat jurusan Kimia, jurusan tempat aku menimba ilmu kalau diterima nanti.
Hari pun beranjak sore, aku bersama Lina pulang ke kosannya di daerah Gegerkalong. Wah, ternyata deket banget dengan kompleks Daaruttauhid. Malamnya aku berkeliling sekitaran kosan Lina sambil mencari makan dan akhirnya kita makan malam di MQ Food Court. Lelah dari pagi mulai berangkat dari Denpasar dan berkeliling di ITB sampai sore membuatku tidur nyenyak dan tidak sempat belajar TPA lagi.
Tibalah hari H ujian TPA, 17 Mei 2014, ujian 3 jam cukup membuatku pusing dan ingin muntah, karena paginya hanya sempat makan secuil roti. Selesai TPA, aku dan Lina pergi ke masjid Salman ITB menemui seorang kenalan skolioser yang baru ku kenal di fb, Diny. Trus kita keliling, makan siang, kemudian mampir beli oleh-oleh khas Bandung. Trus kita menuju penginapan MQ Guest House untuk beristirahat dan bercerita segala macam tentang diri kita masing-masing dan juga skoliosis kita. Malamnya kita makan mi ramen di depan penginapan dan berkeliling melihat2 pertokoan di sekitar penginapan.
Akhirnya, hari Ahad, 18 Mei 2014, aku sudah harus balik ke Bali dan bersiap mengikuti tes selanjutnya dari jurusan Kimia ITB, yaitu tes jarak jauh via email. Tapi aku kangen sekali dengan teman2 di kantor lamaku di Perancak, Negara, jadi sampai di Denpasar aku tidak menuju kosan tetapi langsung meluncur menuju Negara. Bye bye Bandung, semoga Allah meridhoiku kuliah lagi di ITB, jadi aku bisa kembali ke Bandung lagi, aamiin..

Bersama Lina dan Diny, di depan MQ Guest House, dengan foto edit hasil kreasi Diny, :)