Bhela (kerudung modif), Silfi (kerudung hijau tosca), Hanani (kerudung biru), Syifa (kerudung oranye, bukan skoliosis tapi sepupuku), Aku (kerudung bunga2 merah) |
Selasa, 27 Mei 2014
Kumpul-kumpul MSI Malang
Bandung, Akhirnya ke Bandung juga…
Kali ini aku mau bercerita pengalamanku waktu ke Bandung tanggal
16 – 18 Mei kemaren. Mungkin memang bukan sesuatu yang sangat spesial, tapi
Bandung adalah kota yang dari dulu sangat ingin aku kunjungi tapi ga
kesampaian2 juga, karena memang belum ada kepentingan kesana. Entah karena biar
bisa ke Bandung atau karena apa, akhirnya aku mendaftarkan diri sebagai calon
mahasiswa S2 ITB, hehe..doakan semoga diterima yah..aamiin…
Walaupun di Bandung Cuma 3 hari 2 malam, tapi banyak sekali
pengalaman dan teman2 baru. Semua yang ku temui adalah teman2 baru yang baik
dan menyenangkan. Sampai di Bandara Husein Sastranegara, aku dijemput sama
Rani, teman satu grup di ODOJ (One Day One Juz) yang juga kuliah di ITB. Trus
aku diantar ke Farmasi ITB, menemui Lina yang juga baru aku kenal, malamnya aku
mau numpang tidur si kosan Lina, hehe. Bersama Lina aku melihat ruangan tempat
aku ujian TPA besok. Trus aku diantar Rani berkeliling ITB, melihat jurusan
Kimia, jurusan tempat aku menimba ilmu kalau diterima nanti.
Hari pun beranjak sore, aku bersama Lina pulang ke kosannya
di daerah Gegerkalong. Wah, ternyata deket banget dengan kompleks Daaruttauhid.
Malamnya aku berkeliling sekitaran kosan Lina sambil mencari makan dan akhirnya
kita makan malam di MQ Food Court. Lelah dari pagi mulai berangkat dari
Denpasar dan berkeliling di ITB sampai sore membuatku tidur nyenyak dan tidak
sempat belajar TPA lagi.
Tibalah hari H ujian TPA, 17 Mei 2014, ujian 3 jam cukup
membuatku pusing dan ingin muntah, karena paginya hanya sempat makan secuil
roti. Selesai TPA, aku dan Lina pergi ke masjid Salman ITB menemui seorang
kenalan skolioser yang baru ku kenal di fb, Diny. Trus kita keliling, makan
siang, kemudian mampir beli oleh-oleh khas Bandung. Trus kita menuju penginapan
MQ Guest House untuk beristirahat dan bercerita segala macam tentang diri kita
masing-masing dan juga skoliosis kita. Malamnya kita makan mi ramen di depan
penginapan dan berkeliling melihat2 pertokoan di sekitar penginapan.
Akhirnya, hari Ahad, 18 Mei 2014, aku sudah harus balik ke
Bali dan bersiap mengikuti tes selanjutnya dari jurusan Kimia ITB, yaitu tes
jarak jauh via email. Tapi aku kangen sekali dengan teman2 di kantor lamaku di
Perancak, Negara, jadi sampai di Denpasar aku tidak menuju kosan tetapi
langsung meluncur menuju Negara. Bye bye Bandung, semoga Allah meridhoiku kuliah lagi di ITB, jadi aku bisa
kembali ke Bandung lagi, aamiin..
Bersama Lina dan Diny, di depan MQ Guest House, dengan foto edit hasil kreasi Diny, :) |
Ibu, Aku Rindu
Ibu, bila saat ini kau melihatku apa yang akan Ibu katakan.
Ibu, tulang belakangku sudah tidak sebengkok dulu, 2 pen dan 12 skrup sudah terpasang di punggungku.
Ibu, gigiku sudah tidak berantakan seperti dulu, dokter ortodhonti sudah merapikannya untukku.
Ibu, aku sudah mendapatkan tanda seorang wanita sesungguhnya walaupun aku mendapatkannya di waktu wisuda S1.
Ibu, aku sudah menjadi gadis yang berani, suka pergi kemanapun seorang diri, tinggal jauh dari rumah seorang diri, tidak seperti dulu yang bahkan hanya pergi untuk kemah pun aku menangis karena ingin tidur bersamamu.
Ibu, aku sudah tidak pemalu, tidak seperti dulu yang bahkan kalau dudukpun ingin selalu kau pangku.
Ibu, kata teman2 aku cantik, tapi setelah mereka melihat foto Ibu, ternyata mereka bilang aku kalah cantik dari Ibu.
Ibu, sekarang aku sudah bekerja, tapi tetap aku tidak bisa seperti Ibu yang pandai segala hal.
Ibu, kau pandai memasak, pandai menjahit, pandai merajut dan pandai memotong rambut, tapi satupun aku tak bisa.
Ibu, andai kau melihatku, masihkah kau bangga padaku?
Denpasar, 11 Mei 2014
Ditulis dengan linangan air mata yang berderai-derai sampai pagi
Ibu, tulang belakangku sudah tidak sebengkok dulu, 2 pen dan 12 skrup sudah terpasang di punggungku.
Ibu, gigiku sudah tidak berantakan seperti dulu, dokter ortodhonti sudah merapikannya untukku.
Ibu, aku sudah mendapatkan tanda seorang wanita sesungguhnya walaupun aku mendapatkannya di waktu wisuda S1.
Ibu, aku sudah menjadi gadis yang berani, suka pergi kemanapun seorang diri, tinggal jauh dari rumah seorang diri, tidak seperti dulu yang bahkan hanya pergi untuk kemah pun aku menangis karena ingin tidur bersamamu.
Ibu, aku sudah tidak pemalu, tidak seperti dulu yang bahkan kalau dudukpun ingin selalu kau pangku.
Ibu, kata teman2 aku cantik, tapi setelah mereka melihat foto Ibu, ternyata mereka bilang aku kalah cantik dari Ibu.
Ibu, sekarang aku sudah bekerja, tapi tetap aku tidak bisa seperti Ibu yang pandai segala hal.
Ibu, kau pandai memasak, pandai menjahit, pandai merajut dan pandai memotong rambut, tapi satupun aku tak bisa.
Ibu, andai kau melihatku, masihkah kau bangga padaku?
Denpasar, 11 Mei 2014
Ditulis dengan linangan air mata yang berderai-derai sampai pagi
Langganan:
Postingan (Atom)