Kamis, 10 November 2011

Pentingnya Menjaga Kadar Glukosa Tubuh dalam Batas Normal

Bulan September yang lalu, jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Denpasar melaksanakan Pengabdian Masyarakat berupa pemeriksaan kadar glukosa dan pemeriksaan asam urat gratis untuk masyarakat di sekitar Sidakarya.
Aku bertugas bersama Kadek Aryadi Hartawiguna dan 4 orang mahasiswa Analis Kesehatan semester V. Waah...ternyata penting sekali untuk menjaga asupan makanan yang kita konsumsi sehari-hari agar jangan sampai kadar glukosa kita terlalu kurang atau terlalu berlebihan.
Glukosa, suatu gula monosakarida, adalah salah satu karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Glukosa merupakan salah satu hasil utama fotosintesis dan awal bagi respirasi. Karbohidrat sendiri merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia, yang menyediakan 4 kalori (17 kJ) energi pangan per gram. Pemecahan karbohidrat (misalnya pati) menghasilkan monosakarida dan disakarida terutama glukosa.
Mempertahankan kadar glukosa yang stabil di dalam darah merupakan salah satu mekanisme homeostatis yang diatur paling halus dan juga menjadi salah satu mekanisme di hepar/hati, jaringan ekstra-hepatik serta beberapa hormon.
Dalam keadaan normal, tubuh mempertahankan kadar gula darah antara 70-110 mg/dL. Pada diabetes, kadar gula darah terlalu tinggi; sedangkan pada hipoglikemia, kadar gula darah terlalu rendah.
Hipoglikemia dapat menyebabkan terganggunya fungsi otak, karena otak merupakan organ yang sangat peka terhadap kadar gula darah yang rendah karena glukosa merupakan sumber energi otak yang utama. Hipoglikemia bisa disebabkan oleh:
  • Pelepasan insulin yang berlebihan oleh pancreas
  • Dosis insulin atau obat lainnya yang terlalu tinggi, yang diberikan kepada penderita diabetes untuk menurunkan kadar gula darahnya
  • Kelainan pada kelenjar hipofisa atau kelenjar adrenal
Diabetes Melitus atau kencing manis merupakan terjadinya peningkatan kadar gula (glukosa) dalam darah oleh karena sedikit atau tidak bisa menghasilkan insulin. Diabetes terjadi jika tubuh tidak menghasilkan insulin yang cukup untuk mempertahankan kadar gula darah yang normal atau jika sel tidak memberikan respon yang tepat terhadap insulin.
Gejala dari Diabetes Melitus:
1. Poli Uria, sering kencing dalam jumlah banyak.
2. Poli Dipsia, merupakan akibat sering kencing sehingga penderita merasakan haus yang berlebih.
3. Poli Fagia, merasakan lapar melebihi jumlah yang biasanya.
Gejala yang sering mengikuti berupa:
  • Cepat lelah, cepat ngantuk dan mata kabur
  • Luka yang sukar sembuh
  • Kesemutan
  • Gatal-gatal
  • Gairah seks yang menurun, dll
Kadar gula yang tidak terkontrol cenderung menyebabkan kadar zat berlemak meningkat sehingga terjadi penimbunan plak (aterosklerotik) dan mempengaruhi organ lain seperti ginjal, jantung, otak, syaraf, mata, dan sebagainya yang akan memicu terjadinya penyakit:
  • gagal ginjal
  • stroke
  • kebutaan
  • gangguan syaraf
  • mudah terinfeksi
Beberapa hal yang dapat dilakukan agar kadar darah tetap dalam batas normal, antara lain:
  • Menjaga kadar gula dalam batas normal,
  • Menjaga berat badan,
  • Olahraga,
  • Diet yang baik dan terprogram.
(Copas dari tulisan Heri Setiyo Bekti, jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Denpasar)