Minggu, 02 Desember 2012

Kisah Teladan tentang Sholat

Wew, 3 bulan tanpa menyentuh blog ini, kemana saja aku? begitu sibukkah?
Tapi ku akui akhir2 ini entahlah aku merasa di puncak kemalasan yang sangat tinggi, males ngapa2in, pulang kantor, langsung terkapar tak berdaya di kamar, n melakukan hal2 yang tidak bermakna hingga keesokan hari aku berangkat ke kantor lagi, padahal banyak sekali PR yang harus aku kerjakan...hhhhhhhhhhh...manusia apa aku ini????!!!! Serasa hidup tanpa tujuan...
Aku merasa jumud, jauh dari Allah SWT, Astaghfirullah...ampuni hamba ya Rabb...
Aku sholat, aku berdoa, aku berdzikir, tapi aku merasa aku hanya melakukannya sekedar rutinitas, Astaghfirullah...
Dan hal yang aku lakukan di waktu2 dimana aku sudah tidak tau lagi apa yang harus aku lakukan adalah membaca, membaca apa saja yang ingin ku baca, ku lihat dengan seksama lemari penyimpan buku2ku, di situlah ku ambil salah satu buku yang menarik minatku.
Mataku tertumbuk pada salah satu judul buku, "Buat Apa Sholat?". Aku sudah pernah membacanya, tapi itu sudah lama sekali sehingga aku ingin membacanya kembali.
Sholat adalah tali hubungan yang kuat antara seorang hamba dengan Tuhannya. Hubungan yang mencerminkan kehinaan hamba dan keagungan Tuhan ini bersifat langsung tanpa perantara dari siapapun. Dalam Islam, sholat diletakkan pada kedudukan yang sangat terhormat dan tidak ada bandingannya. Hal itu dijelaskan secara tegas oleh sbda Rasulullah SAW,
"Pokok perkara adalah Islam, tiangnya adalah sholat, dan titik puncaknya adalah berjuang pada jalan Allah."
Islam memerintahkan orang melakukan dan menjaga sholat dalam keadaan apapun; ketika sedang kuat maupun sedang lemah, ketika sedang bepergian maupun ketika sedang berada d rumah, ketika sedang dalam keadaan aman maupun ketika sedang terjadi kerusuhan, ketika masih muda maupun ketika sudah sangat tua.
Pada suatu hari, seorang yang saleh kedatangan tamu. Maka dia keluarkan semua makanan yang ada saat itu untuk disuguhkan kepada tamunya. Setelah menghabiskan semua suguhan, si tamu pamit pulang. Padahal seharian penuh anak-anak orang saleh itu belum makan. Akibatnya mereka semua menangis karena lapar.
"Sekarang apa yang akan engkau lakukan buat anak-anak kita itu?" tanya istrinya dengan perasaan kesal.
"Tenang saja! Selagi Allah yang menciptakan mereka, tentu Dia tidak akan melupakan mereka," jawabnya dengan tenang.
Tengah malam sehabis berwudhu, ia keluar rumah dan pergi ke masjid terdekat. Disana ia sholat dan bersujud berdoa lama sekali. Pada waktu yang bersamaan ada seorang Amir yang hidupnya bergelimang kemaksiatan, tiba-tiba sadar dan ingin bertaubat. Pikirannya kalut dan hatinya diselimuti rasa gelisah. Ia bangun lalu mengambil sekarung makanan dan setumpuk uang. Ia berniat pergi entah kemana untuk memberikan makanan dan uang itu pada siapapun yang pertama kali dia jumpai. Karena  tidak punya tujuan, ia biarkan ontanya berjalan tanpa ia kendalikan. Ternyata onta tersebut berbelok dan masuk ke halaman masjid tempat orang saleh tadi berdoa.
Begitu masuk masjid, sang Amir mendapati seorang lelaki sedang bersujud lama sekali sambil berdoa memohon kepada Allah agar berkenan memberi rizki kepada keluarganya yang sedang kelaparan. Sang Amir terus menunggu sampai selesai. Hatinya terharu. "Ambil makanan dan uang ini. Semuanya untukmu," kata sang Amir. Orang saleh itupun menerimanya dengan senang hati.
"Kalau kamu butuh bantuan lagi datang saja menemuiku di istana. Aku pasti akan memberimu," janji sang Amir.
"Demi Allah, tidak, kalau aku perlu bantuan aku tidak akan menemui Anda, tetapi aku akan menemui Allah yang telah membawa Anda kesini pada tengah malam begini." jawab orang saleh itu.
Riwayat ini menunjukkan bahwa faktor yang menyebabkan diterimanya doa oleh Allah adalah sholat. Siapapun yang ingin doanya didengar dan dikabulkan Allah SWT, maka ia harus menghadap sendiri ke hadapan Allah dalam keadaan suci. Ajukan segala permohonan dengan sopan, dengan memperlihatkan rasa malu dan dengan perasaan penuh harap. Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Dermawan.

Sumber: Abdul Malik az-Zaghabi, "Buat Apa Shalat?"

Senin, 20 Agustus 2012

Tetap Berpenghasilan di Saat Mudik

Assalamu'alaikum semua..
Tanpa terasa bulan Ramadhan begitu cepat berlalu dan saat ini sudah hari kedua bulan Syawal.
Tak lupa kuucapkan "Selamat Hari Raya Idul Fitri 1433 H, Taqobbalallohu minna waminkum, Shiyamana wa shiyamakum, Ja'alanallohu minal aidin wal faizin, Asalukal afwan zahiran wa bathinan."
Badanku terasa sakit semua karena rasanya dari sebelum mudik tidak pernah berhenti wara-wiri. Sebagai abdi negara yang baik, hari Jumat pagi, 17 Agustus 2012, aku masih mengikuti upacara hari Kemerdekaan RI sebelum sorenya sudah harus cabut ke Malang. Para sepupu2ku sudah bingung menanti kapan aku pulang, walaupun mereka harus sedikit kecewa karena di Malang aku hanya mampir sehari sebelum besoknya terbang ke Banjarmasin, Kalsel. Yah, beginilah nasib perantau yang mudiknya udah mepet lebaran, tidak sempat sahur bareng bersama keluarga. Nah, keluarga yang ku maksud disini bukan keluarga inti alias ayah, ibu dan kakak, karena Ibuku sudah ada di tempat yang indah (kisahnya juga sudah pernah ku ceritakan kan..), Ayahku ada di Banjarmasin, dan kakakku lagi mudik ke rumah mertuanya di Cilacap. Namun begitu aku tetap berbahagia karena walaupun di Malang tidak ada keluarga intiku, namun masih banyak keluarga besarku yang sangat sayang dan peduli padaku..hiks..kadang ada juga rasa iri melihat teman yang kala pulang ke rumah disambut hangat oleh ayah ibu mereka dengan penuh cinta...
Nah, sekarang aku menulis ini setelah seharian berjibaku dengan bisnis ayahku yang berjualan mie ayam dan bakso. Hari kedua lebaran, ayahku sudah mulai membuka kembali warungnya. Karena hari lebaran, dari pagi sampe malam ramai sekali pembeli yang datang. Aku yang notabenenya ke Banjarmasin untuk berlibur akhirnya jadi ikut sibuk membantu di warung Ayah. Dari bangun tidur sampe mau tidur lagi rasanya gak berhenti cuci mangkok, sendok, garpu dan gelas. Karena aku gak bisa bantu menjuali orang, akhirnya aku jadi seksi pembuat minuman, beresin meja orang habis makan, dan cuci2. Capeknyaaaaa....tapi senang juga, Alhamdulillah laris manis...sampe banyak pembeli yang tidak kebagian karena sudah habis, padahal bikin stoknya juga udah banyak banget. Aku bilang sama Ayah, "Yah, Sofi digaji juga lo ya...sama seperti pegawai ayah yang lain..", dan Ayahku menjawab, "Iya, tenang aja...nanti Ayah bayar sama dengan yang lain.." Hihihi...lumayan kan buat tambah2 ongkos balik ke Bali. Jadi selama seminggu di Banjar, otomatis aku juga akan jadi pelayan warung. Kalo kurasa2, baru sehari aja jadi pelayan warung, badanku sudah seperti digebukin orang sekampung, gimana kalo satu minggu...oh nooo...
Oke juga kan mudikku kali ini...sekali dayung dua tiga pulau terlampaui...sekalian ketemu orang tua, ketemu saudara, dapat tambahan uang juga...
Kalo dulu waktu kecil, saat lebaran selalu dapat uang angpao lebaran. Tapi karena sekarang udah gede dan udah kerja sendiri, udah gak dapat angpao lagi deh, tapi malah memberi angpao. Walaupun begitu, tetap ada peluang mendapat uang saat lebaran, caranya?? ya itu tadi...hehehe...

Senin, 23 Juli 2012

Rihlah ke Tirta Gangga

 Tulisan lama yang baru diposting disini. Tulisan ini adalah episode lanjutan dari tulisan sebelumnya, http://jasoya.blogspot.com/2012/07/rihlah-ke-taman-ujung-soekasada.html. Tirta Gangga merupakan pemandian air peninggalan kerajaan Karangasem yang terletak di desa Ababi, Kecamatan Abang, Karangasem. Sesampainya disini, hawa sejuk dan segar sangat terasa. Sebelum pintu masuk pemandian, terdapat moneumen perjuangan rakyat Bali melawan penjajahan Jepang. Di dalamnya terdapat kolam ikan yang berisi ikan-ikan berukuran super jumbo dan kolam yang dijadikan arena pemandian untuk pengunjung. Banyak juga pengunjung terutama anak-anak yang mandi di kolam yang memang diperuntukkan untuk pemandian. Selain itu tidak sedikit pula yang hanya sekedar jalan-jalan dan mengabadikan momen2 terindah di Tirta Gangga, termasuk aku... 






Di dalam kolam ini, banyak terdapat ikan-ikan cantik berukuran jumbo

Sabtu, 07 Juli 2012

Rihlah ke Taman Ujung (Soekasada) Karangasem

Libur akhir pekan minggu lalu, aku berkesempatan jalan-jalan ke Karangasem. Rihlah setelah sekian lama berkutat dengan aktivitas pekerjaan kantor dan kampus. Rihlah kali ini cukup seru karena aku bersama keluarga Cyripa yang baru datang dari Surabaya. Hehe..sebenarnya gak ada yang bernama Cyripa, tapi itu adalah singkatan dari Cyril & Cepa, nama anak2 Mbak Yuli & Mas Nowo. Tujuan kita kali ini adalah tempat wisata Taman Ujung dan Tirta Gangga.
Berangkat dari Denpasar pukul 09.30 WITA, menempuh perjalanan panjang dan berkelok2 karena wilayah Karangasem merupakan wilayah pegunungan. Akhirnya sampailah kita di desa Abang, tempat dimana Taman Ujung berada. Perjalanan selama dua jam terbayarkan dengan melihat indahnya Taman Ujung. 
Sesuai dengan namanya, Taman Ujung serasa benar-benar di ujung karena letaknya yang berada di ujung Karangasem. Lokasi Taman Ujung dikelilingi oleh pantai dan persawahan. Sepertinya banyak penduduk muslim di wilayah ini karena ada dua masjid di sekitar lokasi Taman Ujung. Aku beserta keluarga Cyripa sampai disini tepat jam 12 siang ketika matahari sedang terik2nya, panaaaasss banget... Tak lama kemudian terdengarlah suara adzan Dhuhur dari masjid yang terletak di samping Taman Ujung.
Dari sejarah yang sempat aku baca disana, Taman Ujung didirikan oleh Raja Karangasem, A.A. Gde Djelantik dan dilanjutkan oleh Raja A.A. Bagus Djelantik. Taman Ujung sempat terkena gempa letusan gunung Agung pada tahun 1963 dan gempa bumi Seririt pada tahun 1976. 
Di dalam kompleks Taman Ujung, terdapat beberapa bangunan atau balai-balai. Yang paling besar adalah Balai Gili (Kambang). Di dalamnya terdapat kamar-kamar yang memiliki fungsi masing-masing, diantaranya adalah tempat peraduan Raja, ruang keluarga Raja dan ruang putra-putri Raja. Balai Gili (Kambang) dikelilingi oleh kolam besar yang airnya cukup jernih dan di dalamnya berisi ikan-ikan yang berwarna-warni. 
O iya, Taman Ujung atau yang juga disebut Taman Soekasada ini sering menjadi lokasi pemotretan prewed. Pada waktu aku kesana, ada beberapa orang yang juga melakukan pemotretan. Memang lokasinya sangat indah dan ada beberapa tempat yang sangat artistik seperti di Balai Kapal yang bangunannya mungkin sengaja dibiarkan tidak direkonstruksi sehingga terlihat seperti jaman doeloe banget...
Berikut beberapa foto yang sempat ku ambil di lokasi Taman Ujung:

Ini dia penampakan Balai Gili (Kambang) yang dihubungkan
dengan jalan berupa jembatan bergapura2


Tempat Peraduan Raja

Ruang Keluarga Raja
Jalan menuju Ruang Utama di Balai Gili (Kambang)
yang berupa jembatan bergapura2


Keluarga Cyripa sedang melakukan persiapan
berpose di bawah bendera Merah Putih

Tangga-tangga menuju Balai Kapal
(Kalo gak salah ada 60 anak tangga)

Balai Gili (Kambang) dilihat dari atas Balai Kapal

Lokasi tengah Taman Ujung dilihat dari Balai Kapal

Terlihat pantai yang membatasi Taman Ujung

Pemandangan Taman Ujung dilihat dari atas Balai Kapal
(pantainya terlihat indah bukan...)

Balai Kapal 

Taman Ujung tempo doeloe

Di dalam ruang sekretariat pengelola Taman Ujung

Ternyata ada kandang rusa juga loh di salah satu lokasi Taman Ujung...

Setelah 3 jam mengitari Taman Ujung, kita melanjutkan perjalanan ke lokasi lain yang tidak jauh dari lokasi Taman Ujung yaitu Pemandian Tirta Gangga. Cerita mengenai perjalanan ke Tirta Gangga dilanjutkan di episode lain ya...Episode Rihlah ke Tirta Gangga...Stay tuned Guys...

Jumat, 29 Juni 2012

Talenan Merah Mudaku


Hai para pembaca yang budiman...
Kalian tau talenan kan? Ya, talenan atau telenan dalam bahasa jawa, yang biasa kalian jumpai di dapur yang berfungsi sebagai alas untuk memotong bahan makanan. Kalian yang hobi memasak pasti sudah sangat familiar dengan alat ini.
Kalau kalian berkunjung ke kostku, jangan harap kalian akan melihat talenan di dapur. Apakah aku tidak punya? Aku punya kok, warnanya pink, warna yang aku suka. Dulu dibeli pake uang Isal..entah dia masih ingat atau tidak. Waktu itu kita mau masak2 bareng teman2 kost. Kita belanja dulu bahan2 yang mau kita masak di supermarket. Nah, saat itulah mataku tertumbuk pada talenan warna pink di salah satu counter alat masak. Kebetulan aku belum punya talenan, aku ambillah talenan tersebut sambil merayu Isal,
"Isal, beliin ya..,"
"Ambil dah...," jawab Isal (kurang lebih dialognya begitu deh, hehe..)
Beberapa hari yang lalu, ada tetangga kostku yang akan membantuku memasak sayur pakis, ketika dia akan mengiris2 bawang, bertanyalah dia padaku,
"Punya talenan gak?"
"Iya, punya mbak.." jawabku.
"Mana??" tanya tetangga kostku kembali.
"Hehe...," dengan malu2 aku mengambilnya dari bawah bantal di atas kasurku.
"Hah??? Sejak kapan talenan tempatnya di kasur???? Kamu tidur sambil ngelonin talenan???" dengan terkaget2 tetangga kostku bertanya keheranan.
"Hehe...adda ajjah!" jawabku tersipu2...
Tidak cuma tetangga kostku aja yang heran, teman2 kerjaku yang sering main juga sering terkejut mendapati talenan yang tergeletak di atas kasur.
Noe dan Inul, teman kerjaku yang pernah menginap juga selalu mengeluhkan hal yang sama saat mau merebahkan diri di tempat tidur.
"Masih aja ni talenan ada disini!! Talenan tu tempatnya di dapur...cupi..cupi..!!!"
"Apa ini talenan cinta?? udah warnanya pink! emang kamu tidur sambil peluk2 talenan???"
Aku tersenyum tak berdosa aja menanggapi pertanyaan dan kemarahan mereka...heheheheh...tapi khusus mereka, aku kasih tau alasan sebenarnya kenapa tu talenan mesti nangkring di atas kasur.
Bukan...bukan karena itu talenan cinta...haha...hanya karena warnanya yang pink, teman2ku langsung mengasumsikan bahwa itu talenan cinta...
Apa aku gak memakai talenan itu untuk memasak? Ku pakai kok...tapi di sisi yang satunya. Jadi talenanku ini punya dua sisi dengan warna berbeda, satu sisi pink, dan yang satunya putih. Yang putih inilah yang biasa aku gunakan untuk memasak. Kalo ada yang berani menggunakan sisi yang pink buat iris2 bahan makanan, aku bisa sewot...heheheh...
Jadi kalo ada tamu yang main ke kostku yang belum tau asal muasal kenapa itu talenan nangkring dengan indahnya di kasur, aku langsung cepat2 mengembalikan talenan itu ke tempatnya yang wajar alias di dapur.
Tapi kalo yang main adalah teman2 yang udah ngerti, ku biarkan aja tetap disitu... :-)
Jadi boleh dibilang, aku tak bisa tidur tanpa talenan pink kesayanganku ini... Bisa sih bisa...tapi serasa ada yang kurang gitu.. Tapi bukan tanpa alasan loh aku bawa2 talenan ini saat aku tidur, dan alasannya sangat masuk akal. Kalo kalian mau tau, tanya langsung aja padaku..ok..
Itu cerita tentang talenanku, bagaimana dengan kalian?? :-D

Sabtu, 16 Juni 2012

Ijinkan Aku Menemuimu


Hey kamu,
Kamu yang menunggu disana
Entah siapapun yang kau tunggu
Ataupun memang tak ada yang kau tunggu
Sudikah kau memalingkan wajahmu padaku?
Memang aku bukan siapa-siapa
Tapi bukankah aku sudah menjadi temanmu?
Itu menurutku
Entah menurutmu
Jika aku temanmu, mengapa kau tak mengangkat telponku
tak membalas smsku
Adakah kesalahan yang kulakukan padamu?
Atau adakah tindakanku yang tidak sesuai dengan nuranimu?
Jika ya, dengan tulus kuucapkan maaf padamu
Setiap manusia pasti punya salah dan khilaf, begitu pula denganku
Bila kau memang peduli padaku, harusnya kau sampaikan peringatan dan nasehatmu
Hey kamu,
Dua tahun yang lalu aku mengenalmu
Dan belum pernah sekalipun kita bertemu
Dengan segala yang ada padamu, sungguh aku ingin bertemu
Sudikah kau bertemu denganku?
Jarak terbentang memisahkan kita
Namun bukan halangan yang berarti bagiku
Selama kita berpijak di bumi yang sama
Selama kita tidur di bawah langit yang sama
Aku masih menyimpan harapan untuk bertemu
Hey kamu,
Lewat tulisan ini ijinkan aku menemuimu
Ya Allah Ya Robb...
Sampaikanlah harapanku...


(Hey kamu, semoga kau membaca tulisanku)

Cukup Bagiku Allah Sebaik-baik Pelindung

Tak ada satupun manusia yang hidup di muka bumi ini tanpa masalah. Bahkan sejak dari kecil manusiapun sudah merasakan apa yang namanya ujian kehidupan. Masalah serasa semakin bertambah dengan bertambahnya usia. Ya, itulah proses kehidupan. Dengan masalah, manusia berproses menuju kedewasaan. Ada yang mampu menghadapinya dengan baik, namun ada pula yang terkadang berputus asa.

Setiap lini kehidupan dipenuhi dengan masalah. Para pelajar sibuk mengeluh dengan tugas dan ujiannya di sekolah. Para remaja terhanyut dalam alur perasaan suka pada lawan jenis yang mulai muncul di hati mereka. Para pekerja pusing setiap hari memikirkan pekerjaan yang menguras waktu, tenaga, dan pikiran. Belum lagi bila terlibat prahara dengan sesama rekan kerja. Bagi yang tidak atau belum bekerja juga sibuk mencari pekerjaan yang belum kunjung tiba. Ibu rumah tangga disibukkan dengan segala macam urusan suami,anak dan pengelolaan keuangan yang ditanggungnya. Sungguh tak akan ada habisnya bila kita urai satu persatu benang masalah yang merajut kehidupan.

Adakah satu hal yang mampu menyelesaikan semuanya?? Yang mampu mengatasi masalah tanpa masalah?? Yakinlah jawabannya adalah ADA. Sehebat apapun masalah yang mendera, bahkan kehilangan orang yang sangat kita cintai sekalipun, ucapkanlah "Hasbunallah wa ni'mal wakil", "Cukup bagiku Allah sebaik-baik pelindung."

Camkanlah, mulai detik ini seberat apapun masalah kita, hadirkanlah dalam hati "Hasbunallah wa ni'mal wakiil." "Bahwa aku masih punya Allah, cukup bagiku Allah sebaik-baik pelindung".

Terimakasih Allah...jadikan langkah kaki ini selalu menuju pada-Mu...jangan Engkau tinggalkan aku dalam kesesatan dan kesengsaraan...Hanya kepada-Mu aku berharap dan meminta pertolongan. Jadikan hati ini sebagai hati yang selalu merindu-Mu, selalu mengharap rahmat dan ridho-Mu. Hanya ridho-Mu yang aku harapkan Ya Allah...bahkan bila aku sangat menginginkan sesuatu yang tidak Engkau ridhoi untukku maka jauhkanlah Ya Allah...Jadikan cinta ini selalu berpihak pada-Mu, jauh di atas segala cintaku kepada makhluk-Mu. Enyahkanlah segala cinta2 yang membuatku jauh dari-Mu...

Terimakasih Allah...aku bahagia memiliki-Mu...Ya Allah...aku mencintai-Mu...maka cintailah aku...


Published with Blogger-droid v2.0.4

Minggu, 10 Juni 2012

A Short Poem


Ngoreksi KTI sudah, cari literatur bahan sudah, ngoreksi laporan sudah, ngapain lagi ya??? Hmm... ada kerjaan yang lain tapi bahannya ada di ruangan sekretariat jurusan.
Masih ada waktu 50 menit sebelum waktu ujian berakhir. Biasanya kalo mati gaya waktu ngawas ujian sih disambi nulis puisi...hehe...tapi tetep mata selalu bergerak ke kiri, kanan, depan, belakang, dan sesekali mondar mandir.
Tapi kali ini lagi ga ada ide nih...sebentar...saya mau lihat masing2 dari mahasiswa ini, barangkali dari salah satunya bisa muncul ide...haha..absurd sekali..
Ok baiklah mari kita mulai...
Aaarrgghh..masih saja buntu, apalagi barusan ada satu mahasiswa dari ruang sebelah yang sudah keluar padahal waktu ujian baru berjalan 20 menit...wow..dengan soal multiple choice sebanyak 40 soal, berarti bila dirata2, dia mengerjakan satu soal selama setengah menit, great!! Semoga saja dia memang menjawab dengan benar, bukan asal memilih. Bojix..bojix..selalu deh keluar pertama waktu ujian...
Entahlah, berada di kelas ini, selalu saja membuatku tersenyum dengan kekonyolan mereka. Mereka mengerjakan ujian saja bisa membuatku tersenyum dengan ekspresi yang mereka buat (hayoo..jangan ada yang bisik2 lagi ya...apalagi sampai bawa catatan kecil!). Tapi aku akui mereka cukup kreatif dan kooperatif sebagai mahasiswa. Bisa kulihat juga semangat mereka dalam berbagai kegiatan yang mereka ikuti. Kangen jadi mahasiswa lagi nih...
Nah kan, padahal tadi niatnya mau nulis puisi, malah berbicara tentang mahasiswa...habis mereka sih yang ada di hadapanku..hehe...
Hmm..bagaimana kalo puisinya tentang mahasiswa saja...tapi aku biasanya spesialis penulis puisi sedih...apakah tema tentang mahasiswa bisa dijadikan puisi sedih sementara mereka begitu lucu dan konyol?? Let’s see together...

Untukmu Mahasiswaku
(Spesial untuk mahasiswa Analis Kesehatan Poltekkes Denpasar)

Lihatlah senyum itu
Senyum yang selalu tersungging di bibirmu
Meski lelah mendera
Meski tugas dan ujian menanti
Jangan...jangan hapuskan senyum itu
Ilmukah yang kau cari?
Atau ilai yang kau kejar?
Bersemangatlah kawan
Bila ilmu yang kau cari
Nilaipun kan mengikuti
Meski mungkin aku tak selalu ada untukmu
Namun kali ini harus ku akui
Kalianlah salah satu penyemangat dalam hidupku

Hihihihihi...sementara dipuas2in dulu deh dengan puisi yang teramat singkat ini. Udahan dulu ya...mesti ngedit soal buat besok nih...


Minggu, 27 Mei 2012

Oh "S"..Cerita Tentangmu Tiada Akhir

Aku bersama bayu & iin
yang setia mengantarku wara-wiri
ke dokter dan RS
Akhir-akhir ini aku tergelitik lagi untuk berselancar di dunia maya dengan keyword "skoliosis". Ternyata aku baru tau bahwa banyak sekali penderita skoliosis yang tersebar di penjuru muka bumi ini...(bahasaku gak nguatin bgt sih..hehe..) dan aku termasuk salah satu yang diberi anugerah skoliosis. Yes, I'm a scolioser.
Mungkin memang sangat terlambat bagiku yang baru concern pada masalah ini saat aku sudah berusia 26 tahun. Aku sudah menyadari bahwa aku berbeda dari yang lain saat aku masuk usia SD. Jadi aku tidak tahu kapan tepatnya aku mulai menyandang skoliosis. Mungkin karena ketidaktahuan orang tua akan masalah ini, jadi mereka tidak begitu mempersoalkan keadaanku. Mereka sangat menyayangiku apa adanya aku seperti ini. Bangganya mempunyai orang tua seperti mereka yang tidak pernah malu mempunyai anak seperti aku. Bahkan mereka selalu bangga memilikiku. Tapi aku tau mereka pun berusaha dengan kemampuan mereka untuk mengatasi masalahku. Orang tuaku bukanlah orang yang berkecukupan yang bisa memeriksakan keadaanku kepada dokter spesialis. Bahkan merekapun mungkin tidak tau nama kelainan yang ku derita.
Tanteku yang pernah ku tanya sejak kapan aku berbeda seperti ini mengatakan bahwa waktu lahir aku normal seperti anak-anak yang lain. Dan karena waktu kecil aku tinggal berbeda pulau dengan tanteku ini, maka beliau pun tidak tau sejak kapan aku jadi seperti ini. Beliau terkejut ketika melihat aku sudah besar dalam keadaan tubuh yang berbeda dari orang normal. Dan aku rasa, semua keluargakupun sampai saat itu belum tau, bahwa kelainan itu bernama skoliosis.
Waktu kecil, entah sejak aku usia berapa, setiap pagi setelah mandi sebelum berpakaian seragam, ibuku rutin memakaikan korset ala ibuku sendiri di badanku. Rasanya sesak, sakit, dan perih. Jujur aku sangat tersiksa. Waktu pulang sekolah adalah saat dimana aku bebas, aku bisa langsung membuka ikatan korsetku. Tapi hal ini hanya berlangsung sampai aku lulus SD. Mungkin ibu juga tak tega melihatku tersiksa walaupun ini juga demi kebaikanku. Dan sekarang aku merindukannya ibu (sampai disini nangis lagi deh ingat ibu...miss u my mom, hope u always happy in there...Aamiin..). Ada pengalaman yang selalu ku kenang sampai saat ini, waktu kelas 5 SD, ada penyuluhan dari Puskesmas yang akan melakukan pemeriksaan kusta. Otomatis setiap anak akan dibuka bajunya untuk memudahkan petugas yang memeriksa. Mengetahui hal itu, aku langsung menangis, bukan karena aku takut, tapi karena aku malu. Aku malu bila orang lain melihat tubuhku ini. Aku malu bila teman2ku melihat korset yang ku pakai setiap hari ini. Aku menangis sejadi-jadinya, sampai teman2ku mengira bahwa aku menangis karena takut disuntik. Temanku langsung melaporkan hal ini pada kakakku yang juga bersekolah di tempat yang sama denganku. Kakakku langsung memberitahukan kepada petugas puskesmas mengenai masalahku. Akhirnya aku diperiksa di balik papan tulis yang tidak bisa dilihat teman2ku. Dan aku menjalani pemeriksaan sambil terisak-isak. Setiap pagi juga sebelum mandi, aku selalu dipaksa ibu untuk bergantungan di palang pintu. Ini juga membuatku tersiksa karena aku tidak suka olahraga dan telapak tanganku sakit setiap melakukannya. Sekarang aku menyesal karena dulu mengerjakannya ogah2an. Maafkan aku ibu..
Tidak sedikit teman yang mempertanyakan keanehanku ini. Namanya juga anak kecil, pasti selalu menanyakan hal yang aneh bagi mereka, walaupun pertanyaan itu membuat sedih dan sakit hati seorang yang ditanya. Bahkan ada pula yang sengaja mengejek. Hal seperti itulah yang ku lewati di masa kecil. Tapi aku tak perduli. Masih banyak hal yang menggembirakanku. Walaupun aku berbeda, tapi aku selalu menduduki juara kelas saat SD, SMP sampai SMA. Hal yang juga sangat menyiksaku waktu jaman sekolah adalah pelajaran olahraga. Aku paling tidak suka dengan olahraga lari. Sedikit saja lari, napasku sudah tersengal2 tidak karuan. Aku juga tidak suka lompat tinggi, karena aku tidak mampu menjangkaunya. Sejak kecil, aku memang selalu paling pendek di antara teman2ku yang lain. Waktu SD, tidak ada teman yang lebih pendek dari aku. Waktu SMP, ada adek kelas yang tingginya sama denganku, dan itu sedikit membuatku terhibur. Tapi ternyata waktu demi waktu berjalan dia tumbuh makin tinggi dan ketika aku bertemu dia waktu SMA, dia jadi sangat tinggi..wow..aku pun terkagum2, sementara aku masih saja pendek. Waktu SMA, ada teman yang tingginya juga hampir sama denganku, tapi dia normal.
Waktu SMA dan kuliah, sudah tidak ada lagi teman yang mempertanyakan keadaan tubuhku yang seperti ini. Aku sangat lega, mereka cukup pengertian. Tapi tetap, aku masih merasa sangat malu untuk memperlihatkan kepada mereka, apalagi di jam2 olahraga yang mengharuskan aku berganti pakaian. Aku selalu berusaha mencari tempat2 yang sangat tersembunyi dimana teman2ku tidak bisa melihatku.
Aku bersyukur, aku bisa melewati kehidupanku dengan normal sampai saat ini. Tersiksa mungkin iya, tapi aku berusaha untuk mengindahkannya. Aku masih bisa beraktifitas sama dengan orang normal yang lain. Intinya dalam hal menjalani kehidupan, aku tidak berbeda dengan yang lain. Mungkin yang agak berbeda adalah aku harus memberi tenaga ekstra pada tubuhku dalam beraktifitas, karena punggung ini seperti menopang beban yang begitu berat. Harus menahan tubuh ini agar bisa duduk, berdiri dan berjalan dengan tegak. Dan aku terkadang sangat lelah. Bila lelahku sudah tak tertahankan, aku seperti ingin menghentak2an punggung ini di tembok, tapi tetap tidak bisa menghilangkan kelelahan yang ku rasakan. Selain itu, terkadang aku merasa ada saraf yang terjepit pada punggung ini bila aku salah posisi sehingga aku susah untuk berbalik ke posisi semula dan aku harus menahan sakit dalam proses mengembalikannya. Terkadang pula aku merasa jantung ini sakit secara tiba2. Dan yang paling aku rasakan adalah aku tidak kuat berlari sedikit saja karena aku langsung terengah2.
Itulah skoliosis, dia bisa mempengaruhi kerja organ dalam menjadi tidak maksimal karena tulang2 rusuk menekan paru2 dan jantung.
Aku mulai kembali memikirkan masalahku ini karena seorang teman kerjaku yang sangat baik hati yang bernama Mbak Endah. Waktu itu, Mbak En mau membantuku memotongkan rambutku dan dia meminta aku membuka bajuku. Jujur aku sangat malu Mbak En...tapi engkau memaksaku. Di saat itulah setelah melihat punggungku, Mbak En mengatakan mungkin aku ini skoliosis. Aku sering mendengar kata skoliosis, karena waktu pelajaran Biologi dulu, ada materi yang membahas kelainan tulang belakang yang bernama lordosis, kifosis dan skoliosis. Bodohnya aku yang tidak pernah berpikir bahwa salah satunya telah hidup bersamaku selama ini. Entahlah, mungkin karena keluarga juga tidak pernah membahas hal ini secara serius, akhirnya akupun pasrah menerima keadaan ini tanpa pernah memeriksakan ke dokter. Semuanya ku terima dengan ikhlas bahwa aku lain dari pada yang lain. Toh, dengan keadaan begini, aku masih bisa berprestasi. Bukan begitu?
Akhirnya aku mulai mencari2 segala sesuatu yang berhubungan dengan skoliosis. Aku mulai bertanya2 dengan dokter Sp.OT mengenai masalahku via internet. Tentu saja dokter tidak bisa memastikan, masih sekedar menduga2, sebelum aku benar2 memeriksakan diri. Nopember 2011, aku menemukan seorang dokter Sp.OT(K) Spine, aku pun langsung berkonsultasi dengan beliau. Belum juga aku masuk ke ruangan, dari jauh, dokter tersebut langsung berkata, "skoliosis ya??"..."Loh, kok tau??"...."Kelihatan dari posturmu..".
Dari hasil pemeriksaan awal, dokter hanya bisa geleng2 kepala melihat skoliosisku yang sudah sangat parah. Beliau marah dan mengatakan kenapa baru sekarang???? Aku hanya bisa tersenyum pahit, "yah...gmn lagi dok...baru sekarang bisanya...setelah bisa cari uang sendiri...," jawabku klise. Dokter langsung memberi surat pengantar untuk melakukan rontgen di tempat yang beliau tunjuk. Di hari yang ditentukan, aku berangkat menuju tempat rontgen, dokter Sp. Rad(K) yang melakukan rontgen padaku sangat sabar dan tidak berkomen apa2, walaupun mungkin beliau miris melihat keadaanku. Yang malah membuatku jengkel adalah sang asisten yang setelah melihat hasil rontgenku langsung berkata dengan nada yang membuatku pengen nangis, "Hah????!!! Apa ini???!!! Tulang kok kayak gini!!!! Meliuk2 kayak ular gak karuan gini????!!!!! Kok bisa sampai separah ini dibiarkan aja??!!!!! kemana aja selama ini???!!!!!"
Dan akupun hanya bisa tersenyum menahan luka di hati....
Temanku yang mengantarku pun juga hanya bisa memandangku dengan penuh iba...(nangis lagi deh...heheheheh..)
Kembali ke dokter Sp.OT(K)Spine sambil membawa hasil rontgen. Benar dugaanku, seketika setelah melihat hasil rontgenku, sang dokter geleng2 kepala dan berkata, "Berat...berat...".
Derajat kemiringanku yang diukur dengan sudut Cobb memang sangat besar. Tertera 3 sudut di hasil pemeriksaanku, dan aku sampai saat ini juga masih belum mengerti itu di bagian yang mana.
Yang jelas pada hasil pemeriksaan rontgenku tertera:
Tampak skoliosis collumna vertebralis thoraco-lumbalis ke kanan.
Sudut Cobb Th 2-L1 posisi A-P = 92 derajat
Sudut Cobb Th 2-L1 posisi bending kanan = 54 derajat
Sudut Cobb Th 2-L1 posisi bending kiri = 102 derajat
"Sudah tidak bisa diapa2kan kecuali dengan jalan operasi, tapi dengan keadaan sperti inipun akan sangat susah, 50% berhasil pun saya tidak berani jamin."
"Dan kalau tidak berhasil, maka resikonya adalah lumpuh, jadi sekarang terserah anda, dipikirkan dulu, mau operasi atau tidak.."
Pengen nangis tapi ku tahan, malu dengan teman yang mengantarku, setelah sampai di kosan, aku pun menangis sejadi-jadinya. Tapi aku segera beristighfar dan mengadukan masalah ini pada Allah SWT. Ya..aku masih punya Allah..selalu ada Dia yang tak pernah melupakanku..
Dari hasil pencarianku di dunia maya, aku pun menemukan banyak sekali teman2 sependeritaan yang juga memiliki skoliosis baik yang sudah menjalani operasi koreksi maupun yang belum. Tapi sangat sedikit yang ku temukan memiliki derajat di atas 100.
Jadi bagi teman2 yang juga skoliosis, tidak perlu bersedih, apalagi bila sudut kalian masih kecil, masih bisa dikoreksi dengan latihan. Turut berbahagia pula melihat teman2 skolioser yang sudah berhasil menjalani operasi koreksi skoliosis. Jangan lupa untuk berbagi pengalaman dengan yang belum dioperasi.
Dan akhirnya satu motivasi untuk menutup tulisan saya ini, yang saya temukan di blog dr. Rahyussalim, kata2 dari seorang Profesor kimia yang juga seorang penyandang skoliosis.
"Galilah potensi Anda dan tonjolkan potensi itu agar Anda bisa melupakan bahwa diri Anda menderita skoliosis."

Sabtu, 19 Mei 2012

Love My Family

Mumpung lagi libur, hari ini aku masak loh...walaupun masaknya yang gampang2 aja, sayur asem, goreng tempe dan goreng ikan. Bisa deh buat makan seharian.
Dulu, sewaktu aku masih tinggal di Malang bersama ayah dan kakakku, biasanya aku yang masak buat di rumah. Walaupun mungkin rasanya kadang cenderung aneh, karena aku memang gak bisa masak, tapi ayahku fine2 aja makan masakanku.
Tiba2 aku mencari-cari ayah, ayah belum makan masakanku hari ini, ayah kemana ya??? kok rasanya sudah lama sekali tidak melihat ayah..akhirnya aku terbangun dari mimpiku dan aku tersadar, aku sekarang ini kan ada di Bali...dan ayah ada di Banjarmasin, Kalsel. Tanpa terasa, sudah hampir dua tahun aku tidak bertemu ayah. Terakhir, lebaran tahun 2010 aku berlebaran di Banjarmasin.
Aku harus memilih, bila ada liburan, aku mau pulang ke Malang atau ke Banjarmasin. Semuanya ingin ku temui karena semuanya aku rindukan, tapi ya itulah hidup, selalu ada pilihan. Kalau memilih pulang ke Malang, aku ketemu kakak, keponakan, bulek paklek, sepupu2, teman2, tapi tidak bertemu ayah. Kalau memilih pulang ke Banjarmasin, aku bertemu ayah dan sepupu2 yang di Banjar, tapi tidak bertemu semua yang ada di Malang tadi.
Nah, sekarang aku mau menceritakan keluargaku di Malang yang selalu menantikan kepulanganku terutama sepupu2ku yang senantiasa sms menanyakan kapan aku pulang. Bahagianya merasakan bahwa masih ada yang merindukan kita.
Yang ku ceritakan disini adalah keponakan dan sepupu2ku yang masih kecil dan yang beranjak remaja aja, karena mereka lah yang membuat ramai suasana rumah.


Iyas
1. Iyas Zulkarnain Ar-Rayyan
Keponakan yang sekarang berumur 9 bulan dan lagi lucu-lucunya. Selalu kangen dengan kelucuan dan kemontokannya yang bikin gemes.


2. Humaira Syahmina Shezan
Sepupu perempuan cantik dan lucu yang sekarang berusia 5 bulan. Anaknya anteng banget, jadi suka nyium dan gendongin kemana2.


3. M. Raihan Abdillah
Raihan & Salsa

Sepupu ganteng yang sekarang duduk di kelas 2 SD. Kakak dari Shezan. Biasa kupanggil ayang ehan... Punya sahabat alias teman bermain bernama Ais. Tapi sejak ada Iyas, biasanya suka main sama Iyas. Mungkin karena sama2 laki2 kali ya...


4. Faiza Salsabila
Kakak dari ayang ehan. Sekarang udah mau masuk MTs. Selalu sms nanyain, "mbak sop kapan moleh??" yang artinya, " Mbak sop, kapan pulang??"
Aku memanggilnya dengan panggilan mona, mooon...mona...(berawal dari Salmon, karena namanya Salsa), kepanjangannya adalah Mona Ratulinu, dan dia sekarang manut2 aja kalo kupanggil mona, padahal dulu waktu kecil dia suka marah. 
"Sa pi duk mon...," karena saat itu dia masih cadel...artinya gini nih: " salsa mbak sopi...duduk (bukan) mon.."
Kalimat andalannya kalo aku ada di Malang, "Mbak Sop, ayo nggawe opo tah opo..", yang artinya: "Mbak Sop, ayo bikin sesuatu yang bisa dimakan." (Salmon suka nyamil, mulutnya ga bisa diam kalo ada camilan).


5. Asy-Syifa Rahmania
Syifa, Iyas & Shezan
Kakak dari Mona. Sekarang sudah duduk di bangku kelas 2 Aliyah. Biasa ku panggil 'Nyip' dan dia memanggilku 'Nyop'. Sudah mulai taksir2an sama lawan jenis. Maklumlah sudah jadi ABG. Suka curhat tentang dia sama cowok yang dia suka, tapi gak berani cerita sama ibunya. Setiap aku di rumah selalu main pijet2an, karena pada dasarnya kita suka dipijit tapi gak suka mijit.
Kalimat andalannya kalo aku ada di Malang, "Nyop, ayo nangdi tah nangdi..", yang artinya: "Nyop, ayo jalan2.." (Nyipa' orangnya suka jalan2 & shopping2).


6. Miftah Mukarromah
Nah, yang ini bulek tapi masih kelas 3 Aliyah. Biasa kupanggil 'Mimit'. Suka ku mintain tolong mijitin, tapi pijitannya lemes gak kerasa, qiqiqiqi.. Anaknya centil tapi penakut parah. Kalo habis ada orang meninggal, bahkan ke kamar mandi aja gak berani, selalu bikin gak bisa tidur orang yang di sebelahnya.
Kalimat andalan kalo aku ada di Malang, "Mbak Sop, ayo lapo tah lapo..", yang artinya: "Mbak Sop, ayo ngapain/ngelakuin sesuatu.." (Mimit biasanya suka ngajakin ngelakuin sesuatu di rumah, entah itu masak2, nyalon, nari2, pokoknya ngapa2in gt deh, intinya gak diem aja di rumah).


7. Azzamul Azhar
Sepupuku satu angkatan sama Syifa, sekolah di ponpes Gontor. Biasa ku panggil 'Mul'. Dulu masih kecil, sekarang udah gede banget, berubah banget dari penampakannya waktu kecil. Waktu kecil gendut, sejak nyantri di Gontor jadi kurus bgt, jadi pangling kalo ketemu. Karena dia mondok, jadi sekarang tiap aku pulang, gak ketemu sama dia deh..


8. Wardah Firdausi
Wardah
Adiknya Azzamul. Sekarang duduk di bangku kelas 1 SD. Gak kayak kakaknya yang gendut waktu kecil. Wardah emang udah langsing sejak balita..hehe..


9. Andhara Revaliza Pratama
Anaknya sepupuku. cantik dan menggemaskan, belum sekolah dan biasa dipanggil Rara. Suka nyanyi2 iwak peyek..iwak peyek..


Itu tadi baru sebagian sepupu2 dan keponakan yang biasa ada di rumah kalo aku pulang ke Malang. Yang sebenarnya ada banyaaaaakkkk lagi, belum lagi bulek2, paklek2, mbah2, tetangga2, de es be..


Nah..kalo yg ini penulisnya..alias saya sendiri, hehe...

Sepenggal Kisahku Bersama Ibu

Hari itu, kau memintaku untuk membelikanmu kerudung berwarna putih.
Ku berjanji akan membelikannya sepulang kuliah.
Tapi entah mengapa aku tak kunjung mendapatkan kerudung seperti yang kau inginkan.
Seminggu berselang, aku masih belum mendapatkannya, hingga akhirnya aku membelikanmu kerudung berwarna hitam.
Entah apa yang ada di pikiranku, aku hanya membayangkan wajah ibu yang cantik jika memakai kerudung itu.
Satu hal yang tak pernah kubayangkan, kerudung putih itu adalah permintaan terakhirmu padaku.
Tak pernah pula terlintas di benakku, kau pergi untuk selamanya tanpa sempat memakai kerudung itu. Menjelang hari terakhirmu di dunia, kau begitu memanjakanku, membelikan segala yang pernah kau janjikan padaku, memberikan segala apa yang ku mau, bahkan sampai mencucikan bajuku, tanpa aku sadar, itulah saat-saat terakhirku bersamamu.
Bahkan hingga ajal menjemputmu, kau masih memikirkan masa depanku.
Masih kuingat jelas kalimat terakhir yang kau ucapkan padaku: " Pulanglah, belajar di rumah."
Ya, saat itu memang aku sedang menghadapi Ujian Akhir Semester.
Dengan berat hati aku pun pulang, padahal aku ingin sekali menungguimu dan merawatmu di rumah sakit itu. Walaupun nyatanya, di rumah aku sama sekali tak bisa belajar.
Buku teks kimia anorganik yang ku pegang hanya ku bolak-balik tanpa aku mengerti apa sebenarnya yang aku baca.
Walaupun nyatanya, keesokan hari aku pun tak bisa mengikuti ujian mata kuliah kimia anorganik karena engkau pulang ke rumah.
Satu hal yang menyesakkan dadaku, kau pulang dengan diantar mobil jenazah.
Aku ikhlas ibu, walaupun air mata ini begitu deras mengalir.
Ketika aku mulai bisa menahan air mata ini, siang hari setelah pemakamanmu, Mak Mis menemuiku dan menyerahkan selembar uang seratus ribuan dan berkata: "Ini titipan dari ibumu, dia bilang ini uang yang dia pinjam darimu kemarin."
Oh ibu...semakin deras mengalir air mataku, sempat-sempatnya kau mengingat uang yang kemarin memang kau pinjam dariku.
Padahal uang yang aku pegang sebenarnya adalah uangmu jua.
Padahal uang seratus ribu itu sama sekali tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan segala pengorbananmu padaku.
Ibu...bila aku pulang ke rumah, tak kutemui lagi wajah cantik nan teduhmu yang menyambutku dengan senyuman.
Bagaimana bila aku rindu pelukanmu, bagaimana bila aku rindu nasehat dan belaian tanganmu.
Tertatih ku menuju tempat peristirahatan terakhirmu.
Walaupun yang ku temui disana, hanyalah gundukan tanah merah berhiaskan batu nisan bertuliskan namamu... Ibu...kau kan selalu ada di hatiku...


Ditulis di tengah suasana malam yang damai di Perancak, 21 Desember 2009

Bersabarlah dengan Keindahan

Copas note from my FB



Bila dirimu sekarang sedang menunggu seseorang untuk menjalani kehidupan menuju Ridho-Nya, bersabarlah dengan keindahan.
Demi Allah, dia tidak datang karena kecantikan dan ketampanan, kepintaran ataupun kekayaan.
Tapi Allah-lah yang menggerakkan.
Janganlah tergesa untuk mengekspresikan cinta kepada dia sebelum Allah mengijinkan.
Belum tentu yang kau cintai adalah yang terbaik untukmu.
Siapakah yang lebih mengetahui melainkan Allah?
Simpanlah segala bentuk ungkapan cinta dan derap hati rapat-rapat.
Allah akan menjawabnya dengan lebih indah di saat yang tepat.




Special thanks to my bestfriend 'Nol'

Rabu, 16 Mei 2012

Betapa Istimewa Organ Tubuh Kita ("terinspirasi dari praktikum materi enzim")

Waaahh..ternyata sudah lama nih gak nulis di blog..sibuk apa males ya?? kayaknya kombinasi keduanya deh..hehe..ngelessss...
Lanjut lagi..dari tadi ga ada ide mau nulis apa disini, akhirnya teringat masalah waktu mendampingi mahasiswa Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes praktikum Biokimia kemaren. Materi praktikum kemaren adalah Uji Kualitatif Enzim. Kelompok pertama gagal waktu membuktikan pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim, bingung juga dimana letak kesalahannya...akhirnya lanjut ke kelompok dua. Belajar dari kegagalan dari kelompok satu, metode dan teknik pengujian sedikit dimodifikasi, dan akhirnya..tadaaaaaaa...berhasil!! yes!! good job guys!!
Jadi intinya, dari praktikum tersebut, kita membuktikan bahwa kerja enzim dipengaruhi oleh suhu dan pH, dimana enzim akan bekerja optimal pada pH dan suhu tertentu.
Salut deh sama mahasiswa analis kesehatan, mereka gak jijik'an, setiap praktikum selalu pake sampel yang aneh2, ya saliva, darah, urin, feses, sperma, sputum, de el el...pembimbingnya aja (khususnya saya, hehehe..) kadang masih merasa horor..(maklum kuliahnya di jurusan yang gak pernah pake sampel2 begituan).
Nah, dari pembuktian kerja enzim yang diambil dari saliva tadi, kepikir nggak sih kalo tubuh kita tu menyimpan begitu banyak keistimewaan. Hal kecil yang ada dalam mulut aja, contohnya saliva tadi, mengandung enzim yang mampu memecah polisakarida dari makanan yang kita makan menjadi monosakarida2.
Belum lagi, bagian tubuh yang lain, yang pastinya kalo dirinci satu per satu akan menjadi buku yang tebal tak terhingga.
Ketika kita menarik napas, oksigen akan membanjiri sekitar 300 juta ruang kecil (alveolus) di dalam paru2 kita. Ruang sebanyak itu dilipat agar tidak mengambil banyak tempat dalam rongga dada. Seandainya ruang itu tidak dilipat, maka areal seluas lapangan tenis dapat ditutupinya.
Bagaimana dengan jantung? Rata2 jantung berdenyut 70 kali setiap menit. Berarti dalam satu hari berdenyut lebih kurang 100ribu kali atau 40 juta kali setahun. Ia memompa darah yang disalurkan ke seluruh bagian tubuh melalui jaringan urat2 darah, dari yang terlihat maupun tidak terlihat manusia. Semua itu bila disambung2, panjangnya mencapai 90 ribu km. Jantung kita pun berdenyut memompa darah sebanyak dua galon per menit = lebih dari 100 galon per jam = 450 liter per jam = 2400 galon per hari = 6 juta liter per tahun.
Saat mengecap rasa makanan dalam mulut, kita dapat membedakan berbagai jenis rasa. Siapa yang menata 9 ribu titik perasa pada lidah kita? Dan luar biasanya adalah masing2 titik memiliki tugas tersendiri dalam pengecapan rasa dan kesemuanya dihubungkan dengan otak.
Begitu masuk mulut, makanan langsung disambut oleh enam kelenjar untuk mempermudah penghancuran dan pencernaannya. Jika makanan itu terus bergulir ke usus, pembuluh2 di dinding usus tak ubahnya laboratorium2 kimia yang menyuplai enzim2 dan unsur kimia yang dibutuhkan sesuai dengan macam dan jenis makanan yang masuk. Unsur kimia yang dalam keadaan biasa mungkin berbahaya untuk tubuh kita, tapi atas kekuasaan Allah di dalam tubuh kita senyawa tersebut justru bermanfaat dan tidak membahayakan.


Maha Besar Allah, Zat Yang Maha Mengatur..



Rujukan:
(Islam & Sains, Majalah Nurul Hayat, edisi 99, April 2012)


Selasa, 28 Februari 2012

Toxoplasma

19 Pebruari 2012 lalu, IKM Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Denpasar mengadakan seminar bertajuk Toxoplasma, Love Your Pets and Save Your Self, Kenali Penyakitnya dan Ketahui Pencegahannya. Pembicara pada seminar ini adalah Prof. dr. Made Kornia Karkata SpOG(K) yang membawakan materi Toxoplasmosis dan Kehamilan dan dr. I A Putri Wirawati, Sp.PK yang membawakan materi Aspek Laboratorium Toxoplasmosis.

Seminar kali ini cukup berkesan bagi saya karena selain materinya yang cukup menarik, saya juga dapat bingkisan loh di akhir acara...panitianya tau banget sih kalo saya ini belum punya jam dinding dan gelas...hehe...so thank u so mmmmuuuaaaccchhh buat seluruh panitia terutama yang sudah memilih saya sebagai penanya terfavorit... :-*

Jadi pemirsa, apa sih oleh-oleh yang saya bawa dari seminar ini? Selain jam dinding dan gelas yang sudah saya ceritakan di atas (eh, lupa, masih ada payung juga loh...), tentu saja ada oleh-oleh yang lebih dahsyat lagi yaitu ILMU tentang TOXOPLASMOSIS.

Toxoplasmosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii (parasit protozoa yang ditemukan oleh Nicolle & Manceaux, diisolasi dari tikus Africa). Infeksi ini bisa menyerang binatang berdarah panas, termasuk manusia dengan host primer adalah famili kucing serta dapat tertular karena makan daging tercemar, terkena/makan kotoran dan penularan vertikal pada bayi. Toxoplasmosis tidak ditularkan dari orang ke orang, kecuali dalam kasus dari ibu ke anak (konginetal) transmisi dan transfusi darah atau transplantasi organ.

Dua kelompok individu berisiko berat terinfeksi  adalah pasien imunodefisiensi dan wanita hamil. Gejala klinis tidak khas, dapat berupa flu ringan atau tak mengeluh sama sekali pada orang sehat. Toxoplasmosis pada kehamilan sangat beresiko pada bayi yang dikandung. Yang bisa terjadi adalah konsepsi mati, abortus, IUGR – IUFD, cacat bawaan mayor atau minor, lahir hidup dan bertahan hidup cacat serta dampak sosio-ekonomi atau mati.

Bagi wanita hamil, sangat penting untuk dilakukan pemeriksaan berupa periksa serum darah ibu, USG, alat doppler, CVS, amniosentesis (air ketuban), PUBS (periksa darah janin) dan kombinasi. Terapi yang dilakukan adalah:
  • ·         Bila terdeteksi positif pranikah dan prahamil, obati terlebih dulu.
  • ·         Saat hamil dilematis pada trisemester I, dapat diobati dengan spiramycin (mengurangi resiko cacat), pyrimethamine, sulfonamide dan folinic acid.
  • ·         Evaluasi tumbuh kembang janin.

Pencegahan infeksi ini dapat dilakukan dengan:
  • ·         Kebiasaan hidup higienis 
  •  .         Pemeriksaan pranikah dan prahamil
  • ·         Imunisasi (rubella)
  • ·         Konsumsi nutrien tertentu
  • ·         Hindarkan perilaku beresiko
  • ·         Umur reproduksi 20 – 35 tahun
  • ·         Hindarkan TERATOGEN saat embrio
  • ·         Embryo scanning dan morphologic scanning
  • ·         ANC teratur
  • ·         Cara persalinan dan tim bedah neonatus
  • ·         Makanan harus dimasak sampai suhu aman (71oC)
  • ·         Buah/sayur harus dikupas/dimasak
  • ·         Alat dapur yang kontak dengan daging mentah, unggas, seafood, sayur dan buah harus dicuci dengan air hangat dan sabun
  • ·         Wanita hamil harus pakai sarung tangan ketika berkebun, menyentuh tanah dan memindahkan bak sampah
  • ·         Bak sampah harus dibuang (sampahnya) tiap hari
  • ·         Kucing tidak boleh diberi daging mentah
  • ·         Pendidikan kesehatan pada bumil
  • ·         Pemerintah dan pengusaha daging harus terus berupaya menekan adanya T. Gondii pada daging pasaran.
Disarikan dari makalah seminar:
Prof. dr. Made Kornia Karkata SpOG(K), Toxoplasmosis dan Kehamilan 
dr. I A Putri Wirawati, Sp.PK, Aspek Laboratorium Toxoplasmosis

    Senin, 27 Februari 2012

    Setitik Rindu yang Terbelenggu

    Iseng-iseng nulis puisi saat ngawas mahasiswa ujian. Syukurnya mereka pada anteng2 n semoga emang pada jujur gak ada yg curang...jadilah sebuah puisi yang tercurah dari isi hati yang paling dalam...heheheh...

    Setitik Rindu yang Terbelenggu
    (oleh: Jannah Sofi Yanty)

    Hari seolah berlari mendahului
    Gerimis kemarin belum juga reda
    Dua tahun tlah berlalu sejak kedatanganku
    dan kamu menjadi rahasia terbesar dalam hidupku

    Begitu banyak cerita yang hadir
    Tapi seakan menguap begitu namamu hinggap
    Kadang seolah kau lenyap
    Terkubur dalam lorong hampa yang gelap

    Tapi tak lama ku tersadar
    Bahwa ku bisa melupakanmu adalah palsu
    Bahwa telah ada yang menggantikanmu di hatiku adalah dusta
    Bahwa kesibukanku tlah membantu mengusirmu dalam pikiranku adalah bohong

    Tak mudah
    Sungguh tak mudah
    Keyakinanku bahwa kau juga memiliki perasaan yang sama denganku sepadan dengan keraguanku
    Hingga akhirnya kuputuskan untuk membelenggu setitik rasa rinduku padamu


    (for someone in somewhere)

    Sabtu, 18 Februari 2012

    Akhirat Dulu, Masa Depan, lalu Masa Kini

    Belanja lagi, lagi, lagi dan lagi....
    Astaghfirullah...sampe sebel aku sama diriku sendiri. Kenapa sih susah sekali mengendalikan nafsu belanja ini. Niatnya cuma beli kerudung, eh jadi merembet kemana-mana, beli rok juga, gamis juga, hanya gara-gara lapar mata. Niatnya cuma jalan-jalan cuci mata, eh jadi beli baju, sepatu, camilan. Haduuuuuuuuuhhhhh....padahal kalo gak beli juga gak apa2...kalo gini kapan nabungnya.....

    Aku jadi ingat sebuah artikel yang pernah aku baca tentang bagaimana mengelola keuangan. Urutan prioritas dalam mengelola keuangan seharusnya adalah sesuai urutan berikut:

                                    Akhirat - Masa Depan - Masa Kini

    Hidup di dunia hanya sementara, sementara kehidupan akhirat bersifat kekal. Jadi bagaimana kita menabung untuk mempersiapkan kehidupan kita di akhirat kelak. Belanjakan harta yang kita punya untuk kepentingan akhirat kita dengan berinfaq, bershodaqoh, dan membelanjakannya di jalan Allah. 
    Setelah itu, baru kita menabung, berinvestasi untuk masa depan. Bila kedua hal itu sudah kita lakukan, barulah kita gunakan harta yang kita miliki untuk kepentingan saat ini secara hemat. Tentunya hemat juga bukan berarti pelit.
    Nah, kalo prinsip urutan prioritas itu kita gunakan, insyaAllah kita gak akan boros dan lapar mata membeli segala sesuatu yang sebenarnya tidak kita butuhkan.
    Ayo sofi...ingat-ingat apa yang kamu tulis ini ya...awas kalo mulai lapar mata lagi, beli sesuatu hal yang gak butuh dan gak penting!

    Jumat, 17 Februari 2012

    Jungkir Balik Dunia Mengajar

    Kamis, 16 Pebruari 2012

    Great!!!
    Hari ini ada tantangan baru buatku, mengajar mahasiswa progsus yang rata2 sudah seusia ayah ibuku. Benar-benar pengalaman baru yang cukup membuat badan ini panas dingin dan deg-degan euy...Ku ingat kembali perjalananku selama 26 tahun mengarungi kehidupan dunia yang telah Allah anugerahkan padaku. Waktu kecil aku bercita-cita ingin menjadi profesor tanpa tau apa itu profesor, yang aku tau profesor tu adalah orang yang sangat pintar. Ketika SMA, aku mulai bercita-cita menjadi seorang dokter tetapi belum diberi kesempatan untuk menjajal bangku kuliah kedokteran. Aku pun kuliah di jurusan Kimia dan berharap nantinya akan menjadi seorang ahli kimia di bidang kesehatan dan kecantikan,hehe... Sama sekali tidak terlintas di pikiranku untuk menjadi seorang guru atau pengajar.

    Dan sekarang, disinilah aku berdiri, di hadapan para mahasiswa progsus untuk mengajar mata kuliah Kimia Fisika. Subhanallah, memang segalanya atas Kuasa Allah, manusia hanya berkehendak tetapi Allah jua yang menentukan. Aku yang sama sekali tidak ingin menjadi pengajar tapi nyatanya malah berkecimpung di dunia belajar mengajar selepas kuliah. Mulai dari mengajar TK, TPA, SD, SMP, SMA, les privat, sampai perguruan tinggi sudah pernah aku rasakan.

    Salah satu alasan aku tidak ingin menjadi pengajar adalah karena aku merasa aku ini pemalu. Tapi menurut teman-teman, aku ini bahkan tidak punya malu...wow, kata mereka, aku ini centil dan kemayu (masa' sih??? hehe...). Satu semester bergelut dengan kehidupan kampus dan berbaur dengan mahasiswa ternyata seru juga, mereka lucu-lucu dan kadang membuatku tertawa. Mengajar yang awalnya merupakan beban, sekarang menjadi hiburan. Jadi itulah kuncinya, nikmati apa yang kita kerjakan, make it enjoy. Tapi tunggu dulu, itu kalau mahasiswanya lebih muda dari kita dan mereka masih punya rasa segan karena memang kita lebih tua (lebih tua sedikit lo ya...hihi...).

    Waktu terasa berlari dan tak terasa sudah saatnya aku masuk kelas dan mengajar mahasiswa progsus yang isinya bapak-bapak dan ibu-ibu semua tadi. Lemas sudah rasanya persendian membayangkan apa yang akan terjadi di kelas. Ditambah lagi mata kuliah yang akan ku ajarkan adalah mata kuliah yang dibenci oleh rata-rata mahasiswa, kimia fisika. Jaman aku kuliah dulu, aku juga kadang sebel sama mata kuliah ini, susaaaaahhh...
    "Bapak-bapak, Ibu-ibu...perkenalkan saya Jannah Sofi Yanty, salah satu tim pengajar mata kuliah kimia fisika."
    Ups, mataku menangkap ada salah satu pasang mata yang menatap tidak percaya bahwa yang akan mengajarnya adalah seorang anak kecil. Hatiku menyemangati diriku, ayooo...tunjukkan bahwa kamu bisa Sofi....
    "Saya lulusan Kimia Universitas Negeri Malang....bla..bla..bla...," aku melanjutkan perkenalan dan sedikit berbasa-basi.
    Mulailah aku membuka slide satu per satu dan menjelaskan materinya. Ternyata mereka pendengar yang baik dan sesekali terdengar celetukan lucu dari mereka. Berangsur-angsur rasa grogi ini mulai hilang dan perkuliahan berjalan dengan lancar hingga akhir slide. Surprise...mereka bisa mengikuti sampai akhir jam kuliah dan bisa menjawab beberapa pertanyaan dariku secara serempak. Kututup perkuliahan dengan applause dan kuliah pun berakhir menyenangkan.

     Terimakasih Bapak-bapak, Ibu-ibu, adek-adek, anak-anak, yang selama ini pernah mengisi hari-hariku di dunia pendidikan. Bukan saya yang mengajari kalian, tapi kalianlah yang mengajarkan saya bahwa mengajar itu menyenangkan. Sekarang dengan mantap saya katakan bahwa, "Saya tidak suka mengajar!"