Sabtu, 26 Januari 2013

Cinta Tanpa Tatap

Percayakah kau pada cinta yang hadir tanpa pernah bertatap?
Pernahkah kau merasakan jatuh cinta pada seseorang sebelum kau bertemu dengannya?
Atau pernahkah kau mendapat ucapan cinta dari seseorang yang bahkan belum pernah kau temui?
Atau bahkan pernahkah kau mendapat ucapan cinta yang begitu posesif dari seseorang yang hanya pernah memandangmu lewat foto?
Aku percaya bila orang lain yang mengalaminya.
Tapi aku tidak percaya bila itu menimpaku.
Bahkan aku sendiri belum bisa mendefinisikan apa itu cinta.
Seperti gelora para remajakah yang selalu mengumbar kata cinta pada kekasih yang belum halal baginya?
Akupun tidak tau, karena aku tidak pernah dan tidak akan pernah melakukan apa yang mereka sebut dengan "pacaran".
Rasa cinta yang bisa aku definisikan saat ini barulah sebatas rasa cinta pada orang tua dan keluarga.
Cinta adalah pengorbanan.
Cinta adalah bahagia bila orang yang kita cintai bahagia.
Cinta seperti itulah yang pernah ku rasakan.
Saat dimana aku merasa tidak berdaya hidup di dunia karena kepergian ibu, aku masih bertahan hingga sekarang karena cinta.
Cintaku pada ibu, aku percaya bahwa inilah yang terbaik bagi ibu. Allah lebih mencintai ibu. Aku bahagia asalkan ibu bahagia. Maka akupun berdoa semoga ibu selalu mendapat kebahagiaan di sana. Begitulah aku bertahan dan masih berjuang di dunia karena cintaku pada ibu.
Cintaku pada ayah, aku bahagia bila ayah juga bahagia. Akupun rela hidup jauh berpisah dari beliau asalkan beliau bahagia disana. Aku ingin semua orang yang aku cintai bahagia. Tak usahlah mereka mengkhawatirkan keadaanku yang jauh dari mereka. Aku hanya ingin membahagiakan mereka.
Lalu, bagaimanakah dengan cinta tanpa tatap yang aku katakan di muka tadi?
Cinta seorang laki-laki kepada perempuan dan sebaliknya.
Cinta yang terkadang bisa membangkitkan semangat hidup atau bahkan membuat makin terpuruk.
Maka itulah betapa pentingnya mengatur rasa cinta yang ada di hati. Hati ini milik Allah, maka sudah sewajarnya dibaktikan untuk Allah.
Dan bagiku, cinta tanpa tatap belumlah disebut cinta, namun hanya sebatas kagum.
Dan aku sering mengalaminya, mengagumi seseorang tanpa pernah aku bertemu dengannya.
Bila cinta tanpa tatap diganti menjadi kagum tanpa tatap, maka aku percaya.

"Cinta tak akan pernah merasakan patah hati, karena cinta adalah bahagia melihat orang yang dicintainya bahagia".


Jumat, 25 Januari 2013

Hanya Ingin Menulis

Sudah lama rasanya aku tidak menulis. Dulu sekali aku selalu menuliskan hobi membaca dan menulis di setiap pengisian biodata. Itu memang benar, tapi itu dulu..dulu waktu aku masih duduk di bangku sekolah. Aku masih sangat ingat, aku sampai punya buku tulis khusus untuk menuangkan segala pikiranku entah berupa puisi, cerpen, pantun, gurindam, atau apa saja yang terlintas dalam pikiranku. Masih ingatkah kalian tentang pelajaran gurindam. Aku mendapatkannya di kelas satu SMP. Semakin lama aku merasa makin kehilangan kemampuan menulisku. Karena usia kah? Karena pekerjaankah? Karena otakku sudah penuh oleh hal2 berbau sainskah? Entahlah.
 Aku selalu terkagum-kagum membaca tulisan orang yang begitu indahnya. Segala pengalaman dan kisah hidupnya tertuang begitu apik menjadi rangkaian kata yang begitu puitis. Dan begitulah, sebenarnya aku sangat ingin menjadi penulis. Namun sampai saat ini aku hanya bisa sebatas terkagum-kagum membaca tulisan indah dari orang lain. Setiap ku coba untuk mengawali sebuah tulisan, selalu saja tanpa ending yang jelas. Puisi pun hanya bisa terwujud setelah ada suatu kejadian yang membekas di hati. Lalu saat ini apa yang aku tulis? Beginilah adanya, hanya ingin menulis. Itu saja.

Published with Blogger-droid v2.0.4