Minggu, 27 Mei 2012

Oh "S"..Cerita Tentangmu Tiada Akhir

Aku bersama bayu & iin
yang setia mengantarku wara-wiri
ke dokter dan RS
Akhir-akhir ini aku tergelitik lagi untuk berselancar di dunia maya dengan keyword "skoliosis". Ternyata aku baru tau bahwa banyak sekali penderita skoliosis yang tersebar di penjuru muka bumi ini...(bahasaku gak nguatin bgt sih..hehe..) dan aku termasuk salah satu yang diberi anugerah skoliosis. Yes, I'm a scolioser.
Mungkin memang sangat terlambat bagiku yang baru concern pada masalah ini saat aku sudah berusia 26 tahun. Aku sudah menyadari bahwa aku berbeda dari yang lain saat aku masuk usia SD. Jadi aku tidak tahu kapan tepatnya aku mulai menyandang skoliosis. Mungkin karena ketidaktahuan orang tua akan masalah ini, jadi mereka tidak begitu mempersoalkan keadaanku. Mereka sangat menyayangiku apa adanya aku seperti ini. Bangganya mempunyai orang tua seperti mereka yang tidak pernah malu mempunyai anak seperti aku. Bahkan mereka selalu bangga memilikiku. Tapi aku tau mereka pun berusaha dengan kemampuan mereka untuk mengatasi masalahku. Orang tuaku bukanlah orang yang berkecukupan yang bisa memeriksakan keadaanku kepada dokter spesialis. Bahkan merekapun mungkin tidak tau nama kelainan yang ku derita.
Tanteku yang pernah ku tanya sejak kapan aku berbeda seperti ini mengatakan bahwa waktu lahir aku normal seperti anak-anak yang lain. Dan karena waktu kecil aku tinggal berbeda pulau dengan tanteku ini, maka beliau pun tidak tau sejak kapan aku jadi seperti ini. Beliau terkejut ketika melihat aku sudah besar dalam keadaan tubuh yang berbeda dari orang normal. Dan aku rasa, semua keluargakupun sampai saat itu belum tau, bahwa kelainan itu bernama skoliosis.
Waktu kecil, entah sejak aku usia berapa, setiap pagi setelah mandi sebelum berpakaian seragam, ibuku rutin memakaikan korset ala ibuku sendiri di badanku. Rasanya sesak, sakit, dan perih. Jujur aku sangat tersiksa. Waktu pulang sekolah adalah saat dimana aku bebas, aku bisa langsung membuka ikatan korsetku. Tapi hal ini hanya berlangsung sampai aku lulus SD. Mungkin ibu juga tak tega melihatku tersiksa walaupun ini juga demi kebaikanku. Dan sekarang aku merindukannya ibu (sampai disini nangis lagi deh ingat ibu...miss u my mom, hope u always happy in there...Aamiin..). Ada pengalaman yang selalu ku kenang sampai saat ini, waktu kelas 5 SD, ada penyuluhan dari Puskesmas yang akan melakukan pemeriksaan kusta. Otomatis setiap anak akan dibuka bajunya untuk memudahkan petugas yang memeriksa. Mengetahui hal itu, aku langsung menangis, bukan karena aku takut, tapi karena aku malu. Aku malu bila orang lain melihat tubuhku ini. Aku malu bila teman2ku melihat korset yang ku pakai setiap hari ini. Aku menangis sejadi-jadinya, sampai teman2ku mengira bahwa aku menangis karena takut disuntik. Temanku langsung melaporkan hal ini pada kakakku yang juga bersekolah di tempat yang sama denganku. Kakakku langsung memberitahukan kepada petugas puskesmas mengenai masalahku. Akhirnya aku diperiksa di balik papan tulis yang tidak bisa dilihat teman2ku. Dan aku menjalani pemeriksaan sambil terisak-isak. Setiap pagi juga sebelum mandi, aku selalu dipaksa ibu untuk bergantungan di palang pintu. Ini juga membuatku tersiksa karena aku tidak suka olahraga dan telapak tanganku sakit setiap melakukannya. Sekarang aku menyesal karena dulu mengerjakannya ogah2an. Maafkan aku ibu..
Tidak sedikit teman yang mempertanyakan keanehanku ini. Namanya juga anak kecil, pasti selalu menanyakan hal yang aneh bagi mereka, walaupun pertanyaan itu membuat sedih dan sakit hati seorang yang ditanya. Bahkan ada pula yang sengaja mengejek. Hal seperti itulah yang ku lewati di masa kecil. Tapi aku tak perduli. Masih banyak hal yang menggembirakanku. Walaupun aku berbeda, tapi aku selalu menduduki juara kelas saat SD, SMP sampai SMA. Hal yang juga sangat menyiksaku waktu jaman sekolah adalah pelajaran olahraga. Aku paling tidak suka dengan olahraga lari. Sedikit saja lari, napasku sudah tersengal2 tidak karuan. Aku juga tidak suka lompat tinggi, karena aku tidak mampu menjangkaunya. Sejak kecil, aku memang selalu paling pendek di antara teman2ku yang lain. Waktu SD, tidak ada teman yang lebih pendek dari aku. Waktu SMP, ada adek kelas yang tingginya sama denganku, dan itu sedikit membuatku terhibur. Tapi ternyata waktu demi waktu berjalan dia tumbuh makin tinggi dan ketika aku bertemu dia waktu SMA, dia jadi sangat tinggi..wow..aku pun terkagum2, sementara aku masih saja pendek. Waktu SMA, ada teman yang tingginya juga hampir sama denganku, tapi dia normal.
Waktu SMA dan kuliah, sudah tidak ada lagi teman yang mempertanyakan keadaan tubuhku yang seperti ini. Aku sangat lega, mereka cukup pengertian. Tapi tetap, aku masih merasa sangat malu untuk memperlihatkan kepada mereka, apalagi di jam2 olahraga yang mengharuskan aku berganti pakaian. Aku selalu berusaha mencari tempat2 yang sangat tersembunyi dimana teman2ku tidak bisa melihatku.
Aku bersyukur, aku bisa melewati kehidupanku dengan normal sampai saat ini. Tersiksa mungkin iya, tapi aku berusaha untuk mengindahkannya. Aku masih bisa beraktifitas sama dengan orang normal yang lain. Intinya dalam hal menjalani kehidupan, aku tidak berbeda dengan yang lain. Mungkin yang agak berbeda adalah aku harus memberi tenaga ekstra pada tubuhku dalam beraktifitas, karena punggung ini seperti menopang beban yang begitu berat. Harus menahan tubuh ini agar bisa duduk, berdiri dan berjalan dengan tegak. Dan aku terkadang sangat lelah. Bila lelahku sudah tak tertahankan, aku seperti ingin menghentak2an punggung ini di tembok, tapi tetap tidak bisa menghilangkan kelelahan yang ku rasakan. Selain itu, terkadang aku merasa ada saraf yang terjepit pada punggung ini bila aku salah posisi sehingga aku susah untuk berbalik ke posisi semula dan aku harus menahan sakit dalam proses mengembalikannya. Terkadang pula aku merasa jantung ini sakit secara tiba2. Dan yang paling aku rasakan adalah aku tidak kuat berlari sedikit saja karena aku langsung terengah2.
Itulah skoliosis, dia bisa mempengaruhi kerja organ dalam menjadi tidak maksimal karena tulang2 rusuk menekan paru2 dan jantung.
Aku mulai kembali memikirkan masalahku ini karena seorang teman kerjaku yang sangat baik hati yang bernama Mbak Endah. Waktu itu, Mbak En mau membantuku memotongkan rambutku dan dia meminta aku membuka bajuku. Jujur aku sangat malu Mbak En...tapi engkau memaksaku. Di saat itulah setelah melihat punggungku, Mbak En mengatakan mungkin aku ini skoliosis. Aku sering mendengar kata skoliosis, karena waktu pelajaran Biologi dulu, ada materi yang membahas kelainan tulang belakang yang bernama lordosis, kifosis dan skoliosis. Bodohnya aku yang tidak pernah berpikir bahwa salah satunya telah hidup bersamaku selama ini. Entahlah, mungkin karena keluarga juga tidak pernah membahas hal ini secara serius, akhirnya akupun pasrah menerima keadaan ini tanpa pernah memeriksakan ke dokter. Semuanya ku terima dengan ikhlas bahwa aku lain dari pada yang lain. Toh, dengan keadaan begini, aku masih bisa berprestasi. Bukan begitu?
Akhirnya aku mulai mencari2 segala sesuatu yang berhubungan dengan skoliosis. Aku mulai bertanya2 dengan dokter Sp.OT mengenai masalahku via internet. Tentu saja dokter tidak bisa memastikan, masih sekedar menduga2, sebelum aku benar2 memeriksakan diri. Nopember 2011, aku menemukan seorang dokter Sp.OT(K) Spine, aku pun langsung berkonsultasi dengan beliau. Belum juga aku masuk ke ruangan, dari jauh, dokter tersebut langsung berkata, "skoliosis ya??"..."Loh, kok tau??"...."Kelihatan dari posturmu..".
Dari hasil pemeriksaan awal, dokter hanya bisa geleng2 kepala melihat skoliosisku yang sudah sangat parah. Beliau marah dan mengatakan kenapa baru sekarang???? Aku hanya bisa tersenyum pahit, "yah...gmn lagi dok...baru sekarang bisanya...setelah bisa cari uang sendiri...," jawabku klise. Dokter langsung memberi surat pengantar untuk melakukan rontgen di tempat yang beliau tunjuk. Di hari yang ditentukan, aku berangkat menuju tempat rontgen, dokter Sp. Rad(K) yang melakukan rontgen padaku sangat sabar dan tidak berkomen apa2, walaupun mungkin beliau miris melihat keadaanku. Yang malah membuatku jengkel adalah sang asisten yang setelah melihat hasil rontgenku langsung berkata dengan nada yang membuatku pengen nangis, "Hah????!!! Apa ini???!!! Tulang kok kayak gini!!!! Meliuk2 kayak ular gak karuan gini????!!!!! Kok bisa sampai separah ini dibiarkan aja??!!!!! kemana aja selama ini???!!!!!"
Dan akupun hanya bisa tersenyum menahan luka di hati....
Temanku yang mengantarku pun juga hanya bisa memandangku dengan penuh iba...(nangis lagi deh...heheheheh..)
Kembali ke dokter Sp.OT(K)Spine sambil membawa hasil rontgen. Benar dugaanku, seketika setelah melihat hasil rontgenku, sang dokter geleng2 kepala dan berkata, "Berat...berat...".
Derajat kemiringanku yang diukur dengan sudut Cobb memang sangat besar. Tertera 3 sudut di hasil pemeriksaanku, dan aku sampai saat ini juga masih belum mengerti itu di bagian yang mana.
Yang jelas pada hasil pemeriksaan rontgenku tertera:
Tampak skoliosis collumna vertebralis thoraco-lumbalis ke kanan.
Sudut Cobb Th 2-L1 posisi A-P = 92 derajat
Sudut Cobb Th 2-L1 posisi bending kanan = 54 derajat
Sudut Cobb Th 2-L1 posisi bending kiri = 102 derajat
"Sudah tidak bisa diapa2kan kecuali dengan jalan operasi, tapi dengan keadaan sperti inipun akan sangat susah, 50% berhasil pun saya tidak berani jamin."
"Dan kalau tidak berhasil, maka resikonya adalah lumpuh, jadi sekarang terserah anda, dipikirkan dulu, mau operasi atau tidak.."
Pengen nangis tapi ku tahan, malu dengan teman yang mengantarku, setelah sampai di kosan, aku pun menangis sejadi-jadinya. Tapi aku segera beristighfar dan mengadukan masalah ini pada Allah SWT. Ya..aku masih punya Allah..selalu ada Dia yang tak pernah melupakanku..
Dari hasil pencarianku di dunia maya, aku pun menemukan banyak sekali teman2 sependeritaan yang juga memiliki skoliosis baik yang sudah menjalani operasi koreksi maupun yang belum. Tapi sangat sedikit yang ku temukan memiliki derajat di atas 100.
Jadi bagi teman2 yang juga skoliosis, tidak perlu bersedih, apalagi bila sudut kalian masih kecil, masih bisa dikoreksi dengan latihan. Turut berbahagia pula melihat teman2 skolioser yang sudah berhasil menjalani operasi koreksi skoliosis. Jangan lupa untuk berbagi pengalaman dengan yang belum dioperasi.
Dan akhirnya satu motivasi untuk menutup tulisan saya ini, yang saya temukan di blog dr. Rahyussalim, kata2 dari seorang Profesor kimia yang juga seorang penyandang skoliosis.
"Galilah potensi Anda dan tonjolkan potensi itu agar Anda bisa melupakan bahwa diri Anda menderita skoliosis."

Sabtu, 19 Mei 2012

Love My Family

Mumpung lagi libur, hari ini aku masak loh...walaupun masaknya yang gampang2 aja, sayur asem, goreng tempe dan goreng ikan. Bisa deh buat makan seharian.
Dulu, sewaktu aku masih tinggal di Malang bersama ayah dan kakakku, biasanya aku yang masak buat di rumah. Walaupun mungkin rasanya kadang cenderung aneh, karena aku memang gak bisa masak, tapi ayahku fine2 aja makan masakanku.
Tiba2 aku mencari-cari ayah, ayah belum makan masakanku hari ini, ayah kemana ya??? kok rasanya sudah lama sekali tidak melihat ayah..akhirnya aku terbangun dari mimpiku dan aku tersadar, aku sekarang ini kan ada di Bali...dan ayah ada di Banjarmasin, Kalsel. Tanpa terasa, sudah hampir dua tahun aku tidak bertemu ayah. Terakhir, lebaran tahun 2010 aku berlebaran di Banjarmasin.
Aku harus memilih, bila ada liburan, aku mau pulang ke Malang atau ke Banjarmasin. Semuanya ingin ku temui karena semuanya aku rindukan, tapi ya itulah hidup, selalu ada pilihan. Kalau memilih pulang ke Malang, aku ketemu kakak, keponakan, bulek paklek, sepupu2, teman2, tapi tidak bertemu ayah. Kalau memilih pulang ke Banjarmasin, aku bertemu ayah dan sepupu2 yang di Banjar, tapi tidak bertemu semua yang ada di Malang tadi.
Nah, sekarang aku mau menceritakan keluargaku di Malang yang selalu menantikan kepulanganku terutama sepupu2ku yang senantiasa sms menanyakan kapan aku pulang. Bahagianya merasakan bahwa masih ada yang merindukan kita.
Yang ku ceritakan disini adalah keponakan dan sepupu2ku yang masih kecil dan yang beranjak remaja aja, karena mereka lah yang membuat ramai suasana rumah.


Iyas
1. Iyas Zulkarnain Ar-Rayyan
Keponakan yang sekarang berumur 9 bulan dan lagi lucu-lucunya. Selalu kangen dengan kelucuan dan kemontokannya yang bikin gemes.


2. Humaira Syahmina Shezan
Sepupu perempuan cantik dan lucu yang sekarang berusia 5 bulan. Anaknya anteng banget, jadi suka nyium dan gendongin kemana2.


3. M. Raihan Abdillah
Raihan & Salsa

Sepupu ganteng yang sekarang duduk di kelas 2 SD. Kakak dari Shezan. Biasa kupanggil ayang ehan... Punya sahabat alias teman bermain bernama Ais. Tapi sejak ada Iyas, biasanya suka main sama Iyas. Mungkin karena sama2 laki2 kali ya...


4. Faiza Salsabila
Kakak dari ayang ehan. Sekarang udah mau masuk MTs. Selalu sms nanyain, "mbak sop kapan moleh??" yang artinya, " Mbak sop, kapan pulang??"
Aku memanggilnya dengan panggilan mona, mooon...mona...(berawal dari Salmon, karena namanya Salsa), kepanjangannya adalah Mona Ratulinu, dan dia sekarang manut2 aja kalo kupanggil mona, padahal dulu waktu kecil dia suka marah. 
"Sa pi duk mon...," karena saat itu dia masih cadel...artinya gini nih: " salsa mbak sopi...duduk (bukan) mon.."
Kalimat andalannya kalo aku ada di Malang, "Mbak Sop, ayo nggawe opo tah opo..", yang artinya: "Mbak Sop, ayo bikin sesuatu yang bisa dimakan." (Salmon suka nyamil, mulutnya ga bisa diam kalo ada camilan).


5. Asy-Syifa Rahmania
Syifa, Iyas & Shezan
Kakak dari Mona. Sekarang sudah duduk di bangku kelas 2 Aliyah. Biasa ku panggil 'Nyip' dan dia memanggilku 'Nyop'. Sudah mulai taksir2an sama lawan jenis. Maklumlah sudah jadi ABG. Suka curhat tentang dia sama cowok yang dia suka, tapi gak berani cerita sama ibunya. Setiap aku di rumah selalu main pijet2an, karena pada dasarnya kita suka dipijit tapi gak suka mijit.
Kalimat andalannya kalo aku ada di Malang, "Nyop, ayo nangdi tah nangdi..", yang artinya: "Nyop, ayo jalan2.." (Nyipa' orangnya suka jalan2 & shopping2).


6. Miftah Mukarromah
Nah, yang ini bulek tapi masih kelas 3 Aliyah. Biasa kupanggil 'Mimit'. Suka ku mintain tolong mijitin, tapi pijitannya lemes gak kerasa, qiqiqiqi.. Anaknya centil tapi penakut parah. Kalo habis ada orang meninggal, bahkan ke kamar mandi aja gak berani, selalu bikin gak bisa tidur orang yang di sebelahnya.
Kalimat andalan kalo aku ada di Malang, "Mbak Sop, ayo lapo tah lapo..", yang artinya: "Mbak Sop, ayo ngapain/ngelakuin sesuatu.." (Mimit biasanya suka ngajakin ngelakuin sesuatu di rumah, entah itu masak2, nyalon, nari2, pokoknya ngapa2in gt deh, intinya gak diem aja di rumah).


7. Azzamul Azhar
Sepupuku satu angkatan sama Syifa, sekolah di ponpes Gontor. Biasa ku panggil 'Mul'. Dulu masih kecil, sekarang udah gede banget, berubah banget dari penampakannya waktu kecil. Waktu kecil gendut, sejak nyantri di Gontor jadi kurus bgt, jadi pangling kalo ketemu. Karena dia mondok, jadi sekarang tiap aku pulang, gak ketemu sama dia deh..


8. Wardah Firdausi
Wardah
Adiknya Azzamul. Sekarang duduk di bangku kelas 1 SD. Gak kayak kakaknya yang gendut waktu kecil. Wardah emang udah langsing sejak balita..hehe..


9. Andhara Revaliza Pratama
Anaknya sepupuku. cantik dan menggemaskan, belum sekolah dan biasa dipanggil Rara. Suka nyanyi2 iwak peyek..iwak peyek..


Itu tadi baru sebagian sepupu2 dan keponakan yang biasa ada di rumah kalo aku pulang ke Malang. Yang sebenarnya ada banyaaaaakkkk lagi, belum lagi bulek2, paklek2, mbah2, tetangga2, de es be..


Nah..kalo yg ini penulisnya..alias saya sendiri, hehe...

Sepenggal Kisahku Bersama Ibu

Hari itu, kau memintaku untuk membelikanmu kerudung berwarna putih.
Ku berjanji akan membelikannya sepulang kuliah.
Tapi entah mengapa aku tak kunjung mendapatkan kerudung seperti yang kau inginkan.
Seminggu berselang, aku masih belum mendapatkannya, hingga akhirnya aku membelikanmu kerudung berwarna hitam.
Entah apa yang ada di pikiranku, aku hanya membayangkan wajah ibu yang cantik jika memakai kerudung itu.
Satu hal yang tak pernah kubayangkan, kerudung putih itu adalah permintaan terakhirmu padaku.
Tak pernah pula terlintas di benakku, kau pergi untuk selamanya tanpa sempat memakai kerudung itu. Menjelang hari terakhirmu di dunia, kau begitu memanjakanku, membelikan segala yang pernah kau janjikan padaku, memberikan segala apa yang ku mau, bahkan sampai mencucikan bajuku, tanpa aku sadar, itulah saat-saat terakhirku bersamamu.
Bahkan hingga ajal menjemputmu, kau masih memikirkan masa depanku.
Masih kuingat jelas kalimat terakhir yang kau ucapkan padaku: " Pulanglah, belajar di rumah."
Ya, saat itu memang aku sedang menghadapi Ujian Akhir Semester.
Dengan berat hati aku pun pulang, padahal aku ingin sekali menungguimu dan merawatmu di rumah sakit itu. Walaupun nyatanya, di rumah aku sama sekali tak bisa belajar.
Buku teks kimia anorganik yang ku pegang hanya ku bolak-balik tanpa aku mengerti apa sebenarnya yang aku baca.
Walaupun nyatanya, keesokan hari aku pun tak bisa mengikuti ujian mata kuliah kimia anorganik karena engkau pulang ke rumah.
Satu hal yang menyesakkan dadaku, kau pulang dengan diantar mobil jenazah.
Aku ikhlas ibu, walaupun air mata ini begitu deras mengalir.
Ketika aku mulai bisa menahan air mata ini, siang hari setelah pemakamanmu, Mak Mis menemuiku dan menyerahkan selembar uang seratus ribuan dan berkata: "Ini titipan dari ibumu, dia bilang ini uang yang dia pinjam darimu kemarin."
Oh ibu...semakin deras mengalir air mataku, sempat-sempatnya kau mengingat uang yang kemarin memang kau pinjam dariku.
Padahal uang yang aku pegang sebenarnya adalah uangmu jua.
Padahal uang seratus ribu itu sama sekali tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan segala pengorbananmu padaku.
Ibu...bila aku pulang ke rumah, tak kutemui lagi wajah cantik nan teduhmu yang menyambutku dengan senyuman.
Bagaimana bila aku rindu pelukanmu, bagaimana bila aku rindu nasehat dan belaian tanganmu.
Tertatih ku menuju tempat peristirahatan terakhirmu.
Walaupun yang ku temui disana, hanyalah gundukan tanah merah berhiaskan batu nisan bertuliskan namamu... Ibu...kau kan selalu ada di hatiku...


Ditulis di tengah suasana malam yang damai di Perancak, 21 Desember 2009

Bersabarlah dengan Keindahan

Copas note from my FB



Bila dirimu sekarang sedang menunggu seseorang untuk menjalani kehidupan menuju Ridho-Nya, bersabarlah dengan keindahan.
Demi Allah, dia tidak datang karena kecantikan dan ketampanan, kepintaran ataupun kekayaan.
Tapi Allah-lah yang menggerakkan.
Janganlah tergesa untuk mengekspresikan cinta kepada dia sebelum Allah mengijinkan.
Belum tentu yang kau cintai adalah yang terbaik untukmu.
Siapakah yang lebih mengetahui melainkan Allah?
Simpanlah segala bentuk ungkapan cinta dan derap hati rapat-rapat.
Allah akan menjawabnya dengan lebih indah di saat yang tepat.




Special thanks to my bestfriend 'Nol'

Rabu, 16 Mei 2012

Betapa Istimewa Organ Tubuh Kita ("terinspirasi dari praktikum materi enzim")

Waaahh..ternyata sudah lama nih gak nulis di blog..sibuk apa males ya?? kayaknya kombinasi keduanya deh..hehe..ngelessss...
Lanjut lagi..dari tadi ga ada ide mau nulis apa disini, akhirnya teringat masalah waktu mendampingi mahasiswa Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes praktikum Biokimia kemaren. Materi praktikum kemaren adalah Uji Kualitatif Enzim. Kelompok pertama gagal waktu membuktikan pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim, bingung juga dimana letak kesalahannya...akhirnya lanjut ke kelompok dua. Belajar dari kegagalan dari kelompok satu, metode dan teknik pengujian sedikit dimodifikasi, dan akhirnya..tadaaaaaaa...berhasil!! yes!! good job guys!!
Jadi intinya, dari praktikum tersebut, kita membuktikan bahwa kerja enzim dipengaruhi oleh suhu dan pH, dimana enzim akan bekerja optimal pada pH dan suhu tertentu.
Salut deh sama mahasiswa analis kesehatan, mereka gak jijik'an, setiap praktikum selalu pake sampel yang aneh2, ya saliva, darah, urin, feses, sperma, sputum, de el el...pembimbingnya aja (khususnya saya, hehehe..) kadang masih merasa horor..(maklum kuliahnya di jurusan yang gak pernah pake sampel2 begituan).
Nah, dari pembuktian kerja enzim yang diambil dari saliva tadi, kepikir nggak sih kalo tubuh kita tu menyimpan begitu banyak keistimewaan. Hal kecil yang ada dalam mulut aja, contohnya saliva tadi, mengandung enzim yang mampu memecah polisakarida dari makanan yang kita makan menjadi monosakarida2.
Belum lagi, bagian tubuh yang lain, yang pastinya kalo dirinci satu per satu akan menjadi buku yang tebal tak terhingga.
Ketika kita menarik napas, oksigen akan membanjiri sekitar 300 juta ruang kecil (alveolus) di dalam paru2 kita. Ruang sebanyak itu dilipat agar tidak mengambil banyak tempat dalam rongga dada. Seandainya ruang itu tidak dilipat, maka areal seluas lapangan tenis dapat ditutupinya.
Bagaimana dengan jantung? Rata2 jantung berdenyut 70 kali setiap menit. Berarti dalam satu hari berdenyut lebih kurang 100ribu kali atau 40 juta kali setahun. Ia memompa darah yang disalurkan ke seluruh bagian tubuh melalui jaringan urat2 darah, dari yang terlihat maupun tidak terlihat manusia. Semua itu bila disambung2, panjangnya mencapai 90 ribu km. Jantung kita pun berdenyut memompa darah sebanyak dua galon per menit = lebih dari 100 galon per jam = 450 liter per jam = 2400 galon per hari = 6 juta liter per tahun.
Saat mengecap rasa makanan dalam mulut, kita dapat membedakan berbagai jenis rasa. Siapa yang menata 9 ribu titik perasa pada lidah kita? Dan luar biasanya adalah masing2 titik memiliki tugas tersendiri dalam pengecapan rasa dan kesemuanya dihubungkan dengan otak.
Begitu masuk mulut, makanan langsung disambut oleh enam kelenjar untuk mempermudah penghancuran dan pencernaannya. Jika makanan itu terus bergulir ke usus, pembuluh2 di dinding usus tak ubahnya laboratorium2 kimia yang menyuplai enzim2 dan unsur kimia yang dibutuhkan sesuai dengan macam dan jenis makanan yang masuk. Unsur kimia yang dalam keadaan biasa mungkin berbahaya untuk tubuh kita, tapi atas kekuasaan Allah di dalam tubuh kita senyawa tersebut justru bermanfaat dan tidak membahayakan.


Maha Besar Allah, Zat Yang Maha Mengatur..



Rujukan:
(Islam & Sains, Majalah Nurul Hayat, edisi 99, April 2012)