Minggu, 02 Desember 2012

Kisah Teladan tentang Sholat

Wew, 3 bulan tanpa menyentuh blog ini, kemana saja aku? begitu sibukkah?
Tapi ku akui akhir2 ini entahlah aku merasa di puncak kemalasan yang sangat tinggi, males ngapa2in, pulang kantor, langsung terkapar tak berdaya di kamar, n melakukan hal2 yang tidak bermakna hingga keesokan hari aku berangkat ke kantor lagi, padahal banyak sekali PR yang harus aku kerjakan...hhhhhhhhhhh...manusia apa aku ini????!!!! Serasa hidup tanpa tujuan...
Aku merasa jumud, jauh dari Allah SWT, Astaghfirullah...ampuni hamba ya Rabb...
Aku sholat, aku berdoa, aku berdzikir, tapi aku merasa aku hanya melakukannya sekedar rutinitas, Astaghfirullah...
Dan hal yang aku lakukan di waktu2 dimana aku sudah tidak tau lagi apa yang harus aku lakukan adalah membaca, membaca apa saja yang ingin ku baca, ku lihat dengan seksama lemari penyimpan buku2ku, di situlah ku ambil salah satu buku yang menarik minatku.
Mataku tertumbuk pada salah satu judul buku, "Buat Apa Sholat?". Aku sudah pernah membacanya, tapi itu sudah lama sekali sehingga aku ingin membacanya kembali.
Sholat adalah tali hubungan yang kuat antara seorang hamba dengan Tuhannya. Hubungan yang mencerminkan kehinaan hamba dan keagungan Tuhan ini bersifat langsung tanpa perantara dari siapapun. Dalam Islam, sholat diletakkan pada kedudukan yang sangat terhormat dan tidak ada bandingannya. Hal itu dijelaskan secara tegas oleh sbda Rasulullah SAW,
"Pokok perkara adalah Islam, tiangnya adalah sholat, dan titik puncaknya adalah berjuang pada jalan Allah."
Islam memerintahkan orang melakukan dan menjaga sholat dalam keadaan apapun; ketika sedang kuat maupun sedang lemah, ketika sedang bepergian maupun ketika sedang berada d rumah, ketika sedang dalam keadaan aman maupun ketika sedang terjadi kerusuhan, ketika masih muda maupun ketika sudah sangat tua.
Pada suatu hari, seorang yang saleh kedatangan tamu. Maka dia keluarkan semua makanan yang ada saat itu untuk disuguhkan kepada tamunya. Setelah menghabiskan semua suguhan, si tamu pamit pulang. Padahal seharian penuh anak-anak orang saleh itu belum makan. Akibatnya mereka semua menangis karena lapar.
"Sekarang apa yang akan engkau lakukan buat anak-anak kita itu?" tanya istrinya dengan perasaan kesal.
"Tenang saja! Selagi Allah yang menciptakan mereka, tentu Dia tidak akan melupakan mereka," jawabnya dengan tenang.
Tengah malam sehabis berwudhu, ia keluar rumah dan pergi ke masjid terdekat. Disana ia sholat dan bersujud berdoa lama sekali. Pada waktu yang bersamaan ada seorang Amir yang hidupnya bergelimang kemaksiatan, tiba-tiba sadar dan ingin bertaubat. Pikirannya kalut dan hatinya diselimuti rasa gelisah. Ia bangun lalu mengambil sekarung makanan dan setumpuk uang. Ia berniat pergi entah kemana untuk memberikan makanan dan uang itu pada siapapun yang pertama kali dia jumpai. Karena  tidak punya tujuan, ia biarkan ontanya berjalan tanpa ia kendalikan. Ternyata onta tersebut berbelok dan masuk ke halaman masjid tempat orang saleh tadi berdoa.
Begitu masuk masjid, sang Amir mendapati seorang lelaki sedang bersujud lama sekali sambil berdoa memohon kepada Allah agar berkenan memberi rizki kepada keluarganya yang sedang kelaparan. Sang Amir terus menunggu sampai selesai. Hatinya terharu. "Ambil makanan dan uang ini. Semuanya untukmu," kata sang Amir. Orang saleh itupun menerimanya dengan senang hati.
"Kalau kamu butuh bantuan lagi datang saja menemuiku di istana. Aku pasti akan memberimu," janji sang Amir.
"Demi Allah, tidak, kalau aku perlu bantuan aku tidak akan menemui Anda, tetapi aku akan menemui Allah yang telah membawa Anda kesini pada tengah malam begini." jawab orang saleh itu.
Riwayat ini menunjukkan bahwa faktor yang menyebabkan diterimanya doa oleh Allah adalah sholat. Siapapun yang ingin doanya didengar dan dikabulkan Allah SWT, maka ia harus menghadap sendiri ke hadapan Allah dalam keadaan suci. Ajukan segala permohonan dengan sopan, dengan memperlihatkan rasa malu dan dengan perasaan penuh harap. Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Dermawan.

Sumber: Abdul Malik az-Zaghabi, "Buat Apa Shalat?"