Selasa, 27 Mei 2014

Kumpul-kumpul MSI Malang

Mumpung lagi berlibur di Malang, ketemuan lagi sama komunitas Masyarakat Skoliosis Indonesia yang ada di Malang. Walaupun banyak yang ga bisa, akhirnya kita kumpul dengan yang bisa2 aja di Malang Town Square. Cerita-cerita, jalan-jalan, seru-seruan sampai foto-fotoan. Itulah agenda kita hari itu. Ada kejadian lucu waktu kita jalan2 di Gramedia, aku melihat remaja laki-laki yang postur tubuhnya dapat dipastikan skoliosis. Trus aku bilang ke Silfi dan Bhela. Mereka semua mengiyakan. Silfi menyuruh aku nyamperin tuh anak dan berkenalan untuk kita ajak gabung ke grup kita sekalian. Tapi berhubung aku ga mau, akhirnya Silfi yang maju. Haha, apa yang terjadi, ternyata Silfi ditolak mentah-mentah. Jadi Silfi main tembak aja tuh anak."Eh, kamu skoliosis ya??" tanya Silfi ke anak itu. Anak itu langsung kaget menjawab, "Bukan". Silfi langsung kabuuuuuuuurrrr....hahaha...Silfi...Silfi...ya terang aja dia jawab kayak gitu, habisnya kamu kayak lagi nembak cowok aja, "eh kamu mau ga jadi pacar aku??", "nggak...." haha..piiss Silfi, mungkin dia masih ga ngeh kalo dia sebenarnya juga skoliosis seperti kita. Wah, padahal kalo memang dia belum ngerti, semestinya tugas kita untuk membuat dia mengerti, tapi apa daya, dia udah menolak duluan sih...hihihihi...:D
Bhela (kerudung modif), Silfi (kerudung hijau tosca), Hanani (kerudung biru), Syifa (kerudung oranye, bukan skoliosis tapi sepupuku), Aku (kerudung bunga2 merah)

Bandung, Akhirnya ke Bandung juga…



Kali ini aku mau bercerita pengalamanku waktu ke Bandung tanggal 16 – 18 Mei kemaren. Mungkin memang bukan sesuatu yang sangat spesial, tapi Bandung adalah kota yang dari dulu sangat ingin aku kunjungi tapi ga kesampaian2 juga, karena memang belum ada kepentingan kesana. Entah karena biar bisa ke Bandung atau karena apa, akhirnya aku mendaftarkan diri sebagai calon mahasiswa S2 ITB, hehe..doakan semoga diterima yah..aamiin…
Walaupun di Bandung Cuma 3 hari 2 malam, tapi banyak sekali pengalaman dan teman2 baru. Semua yang ku temui adalah teman2 baru yang baik dan menyenangkan. Sampai di Bandara Husein Sastranegara, aku dijemput sama Rani, teman satu grup di ODOJ (One Day One Juz) yang juga kuliah di ITB. Trus aku diantar ke Farmasi ITB, menemui Lina yang juga baru aku kenal, malamnya aku mau numpang tidur si kosan Lina, hehe. Bersama Lina aku melihat ruangan tempat aku ujian TPA besok. Trus aku diantar Rani berkeliling ITB, melihat jurusan Kimia, jurusan tempat aku menimba ilmu kalau diterima nanti.
Hari pun beranjak sore, aku bersama Lina pulang ke kosannya di daerah Gegerkalong. Wah, ternyata deket banget dengan kompleks Daaruttauhid. Malamnya aku berkeliling sekitaran kosan Lina sambil mencari makan dan akhirnya kita makan malam di MQ Food Court. Lelah dari pagi mulai berangkat dari Denpasar dan berkeliling di ITB sampai sore membuatku tidur nyenyak dan tidak sempat belajar TPA lagi.
Tibalah hari H ujian TPA, 17 Mei 2014, ujian 3 jam cukup membuatku pusing dan ingin muntah, karena paginya hanya sempat makan secuil roti. Selesai TPA, aku dan Lina pergi ke masjid Salman ITB menemui seorang kenalan skolioser yang baru ku kenal di fb, Diny. Trus kita keliling, makan siang, kemudian mampir beli oleh-oleh khas Bandung. Trus kita menuju penginapan MQ Guest House untuk beristirahat dan bercerita segala macam tentang diri kita masing-masing dan juga skoliosis kita. Malamnya kita makan mi ramen di depan penginapan dan berkeliling melihat2 pertokoan di sekitar penginapan.
Akhirnya, hari Ahad, 18 Mei 2014, aku sudah harus balik ke Bali dan bersiap mengikuti tes selanjutnya dari jurusan Kimia ITB, yaitu tes jarak jauh via email. Tapi aku kangen sekali dengan teman2 di kantor lamaku di Perancak, Negara, jadi sampai di Denpasar aku tidak menuju kosan tetapi langsung meluncur menuju Negara. Bye bye Bandung, semoga Allah meridhoiku kuliah lagi di ITB, jadi aku bisa kembali ke Bandung lagi, aamiin..

Bersama Lina dan Diny, di depan MQ Guest House, dengan foto edit hasil kreasi Diny, :)


Ibu, Aku Rindu

Ibu, bila saat ini kau melihatku apa yang akan Ibu katakan.
Ibu, tulang belakangku sudah tidak sebengkok dulu, 2 pen dan 12 skrup sudah terpasang di punggungku.
Ibu, gigiku sudah tidak berantakan seperti dulu, dokter ortodhonti sudah merapikannya untukku.
Ibu, aku sudah mendapatkan tanda seorang wanita sesungguhnya walaupun aku mendapatkannya di waktu wisuda S1.
Ibu, aku sudah menjadi gadis yang berani, suka pergi kemanapun seorang diri, tinggal jauh dari rumah seorang diri, tidak seperti dulu yang bahkan hanya pergi untuk kemah pun aku menangis karena ingin tidur bersamamu.
Ibu, aku sudah tidak pemalu, tidak seperti dulu yang bahkan kalau dudukpun ingin selalu kau pangku.
Ibu, kata teman2 aku cantik, tapi setelah mereka melihat foto Ibu, ternyata mereka bilang aku kalah cantik dari Ibu.
Ibu, sekarang aku sudah bekerja, tapi tetap aku tidak bisa seperti Ibu yang pandai segala hal.
Ibu, kau pandai memasak, pandai menjahit, pandai merajut dan pandai memotong rambut, tapi satupun aku tak bisa.
Ibu, andai kau melihatku, masihkah kau bangga padaku?


Denpasar, 11 Mei 2014
Ditulis dengan linangan air mata yang berderai-derai sampai pagi