Jumat, 29 Juni 2012

Talenan Merah Mudaku


Hai para pembaca yang budiman...
Kalian tau talenan kan? Ya, talenan atau telenan dalam bahasa jawa, yang biasa kalian jumpai di dapur yang berfungsi sebagai alas untuk memotong bahan makanan. Kalian yang hobi memasak pasti sudah sangat familiar dengan alat ini.
Kalau kalian berkunjung ke kostku, jangan harap kalian akan melihat talenan di dapur. Apakah aku tidak punya? Aku punya kok, warnanya pink, warna yang aku suka. Dulu dibeli pake uang Isal..entah dia masih ingat atau tidak. Waktu itu kita mau masak2 bareng teman2 kost. Kita belanja dulu bahan2 yang mau kita masak di supermarket. Nah, saat itulah mataku tertumbuk pada talenan warna pink di salah satu counter alat masak. Kebetulan aku belum punya talenan, aku ambillah talenan tersebut sambil merayu Isal,
"Isal, beliin ya..,"
"Ambil dah...," jawab Isal (kurang lebih dialognya begitu deh, hehe..)
Beberapa hari yang lalu, ada tetangga kostku yang akan membantuku memasak sayur pakis, ketika dia akan mengiris2 bawang, bertanyalah dia padaku,
"Punya talenan gak?"
"Iya, punya mbak.." jawabku.
"Mana??" tanya tetangga kostku kembali.
"Hehe...," dengan malu2 aku mengambilnya dari bawah bantal di atas kasurku.
"Hah??? Sejak kapan talenan tempatnya di kasur???? Kamu tidur sambil ngelonin talenan???" dengan terkaget2 tetangga kostku bertanya keheranan.
"Hehe...adda ajjah!" jawabku tersipu2...
Tidak cuma tetangga kostku aja yang heran, teman2 kerjaku yang sering main juga sering terkejut mendapati talenan yang tergeletak di atas kasur.
Noe dan Inul, teman kerjaku yang pernah menginap juga selalu mengeluhkan hal yang sama saat mau merebahkan diri di tempat tidur.
"Masih aja ni talenan ada disini!! Talenan tu tempatnya di dapur...cupi..cupi..!!!"
"Apa ini talenan cinta?? udah warnanya pink! emang kamu tidur sambil peluk2 talenan???"
Aku tersenyum tak berdosa aja menanggapi pertanyaan dan kemarahan mereka...heheheheh...tapi khusus mereka, aku kasih tau alasan sebenarnya kenapa tu talenan mesti nangkring di atas kasur.
Bukan...bukan karena itu talenan cinta...haha...hanya karena warnanya yang pink, teman2ku langsung mengasumsikan bahwa itu talenan cinta...
Apa aku gak memakai talenan itu untuk memasak? Ku pakai kok...tapi di sisi yang satunya. Jadi talenanku ini punya dua sisi dengan warna berbeda, satu sisi pink, dan yang satunya putih. Yang putih inilah yang biasa aku gunakan untuk memasak. Kalo ada yang berani menggunakan sisi yang pink buat iris2 bahan makanan, aku bisa sewot...heheheh...
Jadi kalo ada tamu yang main ke kostku yang belum tau asal muasal kenapa itu talenan nangkring dengan indahnya di kasur, aku langsung cepat2 mengembalikan talenan itu ke tempatnya yang wajar alias di dapur.
Tapi kalo yang main adalah teman2 yang udah ngerti, ku biarkan aja tetap disitu... :-)
Jadi boleh dibilang, aku tak bisa tidur tanpa talenan pink kesayanganku ini... Bisa sih bisa...tapi serasa ada yang kurang gitu.. Tapi bukan tanpa alasan loh aku bawa2 talenan ini saat aku tidur, dan alasannya sangat masuk akal. Kalo kalian mau tau, tanya langsung aja padaku..ok..
Itu cerita tentang talenanku, bagaimana dengan kalian?? :-D

Sabtu, 16 Juni 2012

Ijinkan Aku Menemuimu


Hey kamu,
Kamu yang menunggu disana
Entah siapapun yang kau tunggu
Ataupun memang tak ada yang kau tunggu
Sudikah kau memalingkan wajahmu padaku?
Memang aku bukan siapa-siapa
Tapi bukankah aku sudah menjadi temanmu?
Itu menurutku
Entah menurutmu
Jika aku temanmu, mengapa kau tak mengangkat telponku
tak membalas smsku
Adakah kesalahan yang kulakukan padamu?
Atau adakah tindakanku yang tidak sesuai dengan nuranimu?
Jika ya, dengan tulus kuucapkan maaf padamu
Setiap manusia pasti punya salah dan khilaf, begitu pula denganku
Bila kau memang peduli padaku, harusnya kau sampaikan peringatan dan nasehatmu
Hey kamu,
Dua tahun yang lalu aku mengenalmu
Dan belum pernah sekalipun kita bertemu
Dengan segala yang ada padamu, sungguh aku ingin bertemu
Sudikah kau bertemu denganku?
Jarak terbentang memisahkan kita
Namun bukan halangan yang berarti bagiku
Selama kita berpijak di bumi yang sama
Selama kita tidur di bawah langit yang sama
Aku masih menyimpan harapan untuk bertemu
Hey kamu,
Lewat tulisan ini ijinkan aku menemuimu
Ya Allah Ya Robb...
Sampaikanlah harapanku...


(Hey kamu, semoga kau membaca tulisanku)

Cukup Bagiku Allah Sebaik-baik Pelindung

Tak ada satupun manusia yang hidup di muka bumi ini tanpa masalah. Bahkan sejak dari kecil manusiapun sudah merasakan apa yang namanya ujian kehidupan. Masalah serasa semakin bertambah dengan bertambahnya usia. Ya, itulah proses kehidupan. Dengan masalah, manusia berproses menuju kedewasaan. Ada yang mampu menghadapinya dengan baik, namun ada pula yang terkadang berputus asa.

Setiap lini kehidupan dipenuhi dengan masalah. Para pelajar sibuk mengeluh dengan tugas dan ujiannya di sekolah. Para remaja terhanyut dalam alur perasaan suka pada lawan jenis yang mulai muncul di hati mereka. Para pekerja pusing setiap hari memikirkan pekerjaan yang menguras waktu, tenaga, dan pikiran. Belum lagi bila terlibat prahara dengan sesama rekan kerja. Bagi yang tidak atau belum bekerja juga sibuk mencari pekerjaan yang belum kunjung tiba. Ibu rumah tangga disibukkan dengan segala macam urusan suami,anak dan pengelolaan keuangan yang ditanggungnya. Sungguh tak akan ada habisnya bila kita urai satu persatu benang masalah yang merajut kehidupan.

Adakah satu hal yang mampu menyelesaikan semuanya?? Yang mampu mengatasi masalah tanpa masalah?? Yakinlah jawabannya adalah ADA. Sehebat apapun masalah yang mendera, bahkan kehilangan orang yang sangat kita cintai sekalipun, ucapkanlah "Hasbunallah wa ni'mal wakil", "Cukup bagiku Allah sebaik-baik pelindung."

Camkanlah, mulai detik ini seberat apapun masalah kita, hadirkanlah dalam hati "Hasbunallah wa ni'mal wakiil." "Bahwa aku masih punya Allah, cukup bagiku Allah sebaik-baik pelindung".

Terimakasih Allah...jadikan langkah kaki ini selalu menuju pada-Mu...jangan Engkau tinggalkan aku dalam kesesatan dan kesengsaraan...Hanya kepada-Mu aku berharap dan meminta pertolongan. Jadikan hati ini sebagai hati yang selalu merindu-Mu, selalu mengharap rahmat dan ridho-Mu. Hanya ridho-Mu yang aku harapkan Ya Allah...bahkan bila aku sangat menginginkan sesuatu yang tidak Engkau ridhoi untukku maka jauhkanlah Ya Allah...Jadikan cinta ini selalu berpihak pada-Mu, jauh di atas segala cintaku kepada makhluk-Mu. Enyahkanlah segala cinta2 yang membuatku jauh dari-Mu...

Terimakasih Allah...aku bahagia memiliki-Mu...Ya Allah...aku mencintai-Mu...maka cintailah aku...


Published with Blogger-droid v2.0.4

Minggu, 10 Juni 2012

A Short Poem


Ngoreksi KTI sudah, cari literatur bahan sudah, ngoreksi laporan sudah, ngapain lagi ya??? Hmm... ada kerjaan yang lain tapi bahannya ada di ruangan sekretariat jurusan.
Masih ada waktu 50 menit sebelum waktu ujian berakhir. Biasanya kalo mati gaya waktu ngawas ujian sih disambi nulis puisi...hehe...tapi tetep mata selalu bergerak ke kiri, kanan, depan, belakang, dan sesekali mondar mandir.
Tapi kali ini lagi ga ada ide nih...sebentar...saya mau lihat masing2 dari mahasiswa ini, barangkali dari salah satunya bisa muncul ide...haha..absurd sekali..
Ok baiklah mari kita mulai...
Aaarrgghh..masih saja buntu, apalagi barusan ada satu mahasiswa dari ruang sebelah yang sudah keluar padahal waktu ujian baru berjalan 20 menit...wow..dengan soal multiple choice sebanyak 40 soal, berarti bila dirata2, dia mengerjakan satu soal selama setengah menit, great!! Semoga saja dia memang menjawab dengan benar, bukan asal memilih. Bojix..bojix..selalu deh keluar pertama waktu ujian...
Entahlah, berada di kelas ini, selalu saja membuatku tersenyum dengan kekonyolan mereka. Mereka mengerjakan ujian saja bisa membuatku tersenyum dengan ekspresi yang mereka buat (hayoo..jangan ada yang bisik2 lagi ya...apalagi sampai bawa catatan kecil!). Tapi aku akui mereka cukup kreatif dan kooperatif sebagai mahasiswa. Bisa kulihat juga semangat mereka dalam berbagai kegiatan yang mereka ikuti. Kangen jadi mahasiswa lagi nih...
Nah kan, padahal tadi niatnya mau nulis puisi, malah berbicara tentang mahasiswa...habis mereka sih yang ada di hadapanku..hehe...
Hmm..bagaimana kalo puisinya tentang mahasiswa saja...tapi aku biasanya spesialis penulis puisi sedih...apakah tema tentang mahasiswa bisa dijadikan puisi sedih sementara mereka begitu lucu dan konyol?? Let’s see together...

Untukmu Mahasiswaku
(Spesial untuk mahasiswa Analis Kesehatan Poltekkes Denpasar)

Lihatlah senyum itu
Senyum yang selalu tersungging di bibirmu
Meski lelah mendera
Meski tugas dan ujian menanti
Jangan...jangan hapuskan senyum itu
Ilmukah yang kau cari?
Atau ilai yang kau kejar?
Bersemangatlah kawan
Bila ilmu yang kau cari
Nilaipun kan mengikuti
Meski mungkin aku tak selalu ada untukmu
Namun kali ini harus ku akui
Kalianlah salah satu penyemangat dalam hidupku

Hihihihihi...sementara dipuas2in dulu deh dengan puisi yang teramat singkat ini. Udahan dulu ya...mesti ngedit soal buat besok nih...